Suara.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan bahwa potensi terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia sangatlah besar.
Dicky bahkan menyebut ada kemungkinan pandemi Covid-19 akan kembali melonjak pada akhir tahun 2021 karena serangan berbagai varian baru, setelah berbagai pelonggaran dilakukan pasca gelombang kedua.
"Ancaman gelombang ketiga nyata sekali, saat ini kalau dengan estimasi ya gelombang ketiga estimasinya akhir Oktober, itu bisa yang menyebabkannya tetap Varian Delta atau ditambah varian lain seperti Mu (Miyu) atau bahkan varian C.1.2, dan juga kontribusi dari luar Jawa-Bali," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Rabu (15/9/2021).
Dicky menegaskan meski kasus terus menurun saat ini, kewajiban pemerintah melakukan 3T; testing, tracing, dan treatment, serta masyarakat melakukan protokol kesehatan dan vaksinasi tetap harus dijalankan lebih masif.
"Kita bisa melakukan modifikasi strategi berbasis sains, ini jadi catatan besar, jangankan luar Jawa, di Jawa sendiri belum sepenuhnya dilakukan, tapi kalau bicara luar Jawa-Bali ini masih PR besar, ditambah kepala daerahnya yang masih menganggap menemukan kasus itu wanprestasi, ini yang membuat 3T menjadi seadanya," ucap Dicky.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengkategorikan Varian C.1.2 yang pertama ditemukan di Afrika Selatan ini sebagai Alerts of Further Monitoring atau varian dalam pemantauan sejak 1 September 2021 dan sudah tersebar di 9 negara.
Sementara, Varian Mu (Miyu) pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 dan sudah tersebar di 49 negara.
Para ilmuwan menduga varian ini mudah menular dan membuat sensitivitas pada antibodi menurun karena banyak mutasi yang ada di dalamnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan penurunan kasus dari gelombang kedua ini harus dijaga agar Indonesia tidak sampai mengalami gelombang ketiga seperti prediksi banyak orang.
"Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini," kata Wiku dalam jumpa pers, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Epidemiolog Sebut Ada Varian Baru Covid-19 yang Lebih Berbahaya dari Delta
Catatan Satgas, per minggu ini laju penambahan kasus nasional konsisten menurun selama 8 minggu berturut-turut. Penurunannya mencapai 88,9 persen dibandingkan puncak kedua.
Bahkan dibandingkan puncak pertama, jumlah kasus minggu ini lebih rendah dari puncak pertama pada Januari 2021 lalu dan mendekati titik kasus terendah pada 10 Mei lalu (26.088 kasus).
Berita Terkait
-
Epidemiolog Sebut Ada Varian Baru Covid-19 yang Lebih Berbahaya dari Delta
-
Kasus Covid-19 Turun, Ada Pesan Ahli Epidemiologi buat Masyarakat Indonesia
-
Update Covid-19 Global: Alami Gelombang Ketiga Covid-19, Afsel Malah Longgarkan Pembatasan
-
Tempat Wisata Mulai Dibuka, Sosiolog di Bali Minta Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
-
Sosok Kerry Adrianto Riza, Putra 'Raja Minyak' Bantah Korupsi Rp285 T: Ini Fitnah Keji!
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis