Suara.com - Christo dan Jeanne-Claude pertama kali membuat rencana untuk membungkus tengara kota Paris ini sejak 60 tahun lalu. Kini, proyek tersebut akhirnya terealisasi.
Hari masih pagi di Paris, baru ada sedikit turis di jalan utama Champs Elysees yang biasanya ramai. Tapi diujung jalan itu, di Gerbang Kemenangan Arc de Triomphe, sudah banyak jurnalis yang sibuk meliput.
Para pekerja di atas gerbang itu juga sibuk mengatur dan menurunkan kain pembungkus berwarna biru perak, seluruhnya hampir seluas 25.000 meter persegi.
Inilah proyek kolosal membungkus Arc de Triomphe, sebuah impian lama duet seniman terkenal Christo dan Jeanne Claude, yang tidak bisa lagi menyaksikan bagaimana impian mereka terwujudkan.
Di antara kerumunan di sekitar gerbang itu, terlihat Vladimir Yavachev, keponakan Christo yang mengawasi jalannya proyek di Paris itu, sejak pamannya meninggal Mei 2020 lalu pada usia 84 tahun.
Jeanne-Claude sudah berpulang lama sebelumnya, tahun 2009. Arc de Triomphe secara resmi akan terbungkus mulai 18 September selama dua minggu.
Mendiang Christo sendiri bersikeras, karya seninya tidak memiliki pesan khusus, hanya untuk dinikmati saja.
Tapi hampir setiap orang yakin, ada makna tersembunyi di balik karya-karyanya. Dibayar senimannya sendiri dari penjualan karya Christo Vladimirov Javacheff dan pasangannya Jeanne-Claude Denat de Guillebon dikenal dunia dengan nama depannya saja,sebagai duo Christo dan Jeanne-Claude.
Sudah banyak karya spektakuler yang mereka hasilkan, antara lain membungkus gedung parlemen Jerman Reichstag di Berlin pada tahun 1995.
Baca Juga: Memble saat Lawan Club Brugge, Trio Lini Serang PSG Tuai Cibiran
Pembungkusan Arc de Triomphe menghabiskan biaya sekitar 14 juta euro. Uangnya berasal dari kantong sang seniman sendiri, hasil penjualan sketsa, montase foto, dan versi miniatur karya-karya seninya.
Lebih dari seribu pekerja khusus dikerahkan untuk membungkus Arc de Triomphe, sesuai cara dan metode yang telah ditetapkan secara detail sebelumnya.
Salah satu pekerjanya adalah Anne Burghartz, 34 tahun, dari perusahaan Schlaich Bergermann Partner di Stuttgart.
Selama dua setengah tahun terakhir, dia dan rekan-rekannya telah mengembangkan struktur pelindung berdasarkan gambar-gambar Christo.
Kerangka itu dibuat untuk melindungi lukisan dinding dan relief di Arc de Triomphe, saat kain pembungkus diturunkan dan nantinya dilepas lagi.
Di Arc de Triomphe ada sekitar 200 lubang yang dibor untuk memasang struktur dan kain khususnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?