Suara.com - Institusi-instusi keamanan nasional dan penegak hukum Amerika Serikat (AS) mengungkapkan lonjakan kasus terorisme domestik di negara itu. Bahkan mereka menyebut melonjak signifikan.
Melansir laman VOA Indonesia, Rabu (22/9/2021), para penegak hukum AS sedang kesulitan menangani ancaman teroris dalam negeri yang mereka gambarkan “melonjak signifikan.” Di mana banyak dari teroris itu bertindak sendiri dan didorong permusuhan rasial atau ideologi anti pemerintah.
Bersaksi di depan anggota Kongres pada Selasa (21/9), pejabat-pejabat dari badan-badan itu menyampaikan lagi peringatan yang sudah disampaikan pada awal tahun ini bahwa ancaman yang paling mematikan bagi Amerika berasal dari dalam negeri.
Ideologi supremasi kulit putih dan ketidakpuasan pribadi, kata mereka, mendorong semakin banyaknya aktor tunggal untuk bertindak.
“Kasus teroris domestik telah melonjak,” ujar Christopher Wray, direktur Biro Penyelidik Federal Amerika (FBI), kepada satu komisi di Senat. Ia mengungkapkan bahwa pencegahan serangan teroris menjadi prioritas utama biro itu “sekarang dan pada masa mendatang.”
Lonjakan kasus itu antara lain dipicu serangan pada 6 Januari terhadap Gedung Kongres Amerika, Capitol Hill, mengakibatkan kematian lima orang dan telah menyebabkan lebih dari 600 orang ditangkap.
Dalam kesaksian yang disiapkan, Wray mengatakan, serangan terhadap Capitol "menunjukkan kerelaan sebagian orang untuk menggunakan kekerasan dalam melawan pemerintah demi memajukan tujuan politik dan sosial mereka."
Dia juga mengatakan bahwa banyak dari teroris domestik itu yang sangat mengandalkan internet, sesuatu yang menurut Wray, membuat mereka sulit dilacak. (Sumber: VOA Indonesia)
Baca Juga: Kotak Amal jadi Sumber Dana, BNPT: Salah Bederma Sama dengan Mendukung Aksi Terorisme
Berita Terkait
-
Dianggap Lamban dan Tak Jelas, Eks Napiter Minta BNPT Dibubarkan
-
Ketua DPRD Kota Banjar Diculik, Pasukan Khusus TNI Terlibat Baku Tembak dengan Teroris
-
Belasan Terduga Teroris Asal Jatim Dipindah ke Jakarta
-
BNPT Dalami Peringatan dari Jepang soal Ancaman Teror di Asia Tenggara
-
Kotak Amal jadi Sumber Dana, BNPT: Salah Bederma Sama dengan Mendukung Aksi Terorisme
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Berakhir: 67 Nyawa Melayang, Potongan Tubuh Jadi Temuan Terakhir Tim SAR
-
TNI Apresiasi PLN: Listrik Andal Sukses Kawal HUT TNI ke-80
-
Listrik PLN Andal, Kunci Suksesnya Ajang MotoGP Mandalika 2025
-
Drama Alphard Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer: Disita KPK, Ternyata Cuma Mobil Sewaan Kementerian
-
Dana Transfer DKI Dipangkas Rp15 Triliun, Menkeu ke Pramono: Kayaknya Masih Bisa Dipotong Lagi!
-
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Sebut Anggaran KJP-KJMU Tetap Aman
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 7 Oktober 2025: Waspada Hujan Lokal di Sejumlah Kota
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
-
Dipotong Rp15 Triliun, Jakarta Alami Pemangkasan Dana Transfer dari Pusat Paling Besar
-
KPK Pulangkan Alphard yang Disita dari Eks Wamaneker Noel, Kok Bisa?