Suara.com - Korea Selatan laporkan Korea Utara tembakkan misil saat utusan Pyongyang untuk PBB membela hak negaranya lakukan uji senjata. Korut saat ini berada di bawah sanksi PBB yang melarang segala uji coba senjata.
Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song pada Senin (27/09) kepada Majelis Umum PBB mengatakan, "tidak ada yang bisa menyangkal" hak Pyongyang untuk menguji senjata dan menyerukan Amerika Serikat untuk mengakhiri "kebijakan bermusuhan" dan penerapan "standar ganda" terhadap negara komunis itu.
"Kami hanya membangun pertahanan nasional untuk membela diri dan menjaga keamanan dan perdamaian negara dengan andal," kata Kim di New York.
Utusan Korea Utara juga menuntut AS "secara permanen" mengakhiri latihan militer dengan Korea Selatan, bersama dengan pendistribusian senjata ke Semenanjung Korea.
Kim mengatakan, "kemungkinan pecahnya perang baru di Semenanjung Korea dapat dikendalikan" bukan karena "belas kasihan" dari AS, tetapi karena Korea Utara telah menciptakan "pencegah yang dapat diandalkan" yang dapat mengendalikan "pasukan musuh" yang mencoba melakukan "invasi militer."
Pyongyang telah berulang kali menyatakan, pihaknya menganggap latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan sebagai persiapan untuk invasi.
Peluncuran rudal di tengah pemberlakuan sanksi PBB Saat Kim menyampaikan pidatonya di markas PBB di New York, militer Korea Selatan melapokan negara tetangganya Korea Utara telah meluncurkan "proyektil tak dikenal" di lepas pantai timurnya ke Laut Jepang pada Selasa (28/09) pagi.
Korea Utara saat ini berada di bawah sanksi internasional yang membatasi program senjata nuklir dan rudal balistiknya.
Pada September lalu, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke laut, yang merupakan uji coba rudal balistik pertamanya sejak Maret 2021, tanpa menghiraukan sanksi PBB.
Baca Juga: Korut Jawab Seruan Korsel untuk Akhiri Perang Korea
Penembakkan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Utara menguji rudal jelajah yang mampu mencapai target hampir di mana saja di wilayah kedaulatan Korea Selatan atau Jepang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae In menyebut tes sebagai "provokasi."
Tanggapan negara tetangga Saat ini tidak jelas jenis proyektil apa yang diluncurkan pada Selasa (28/09) pagi.
Namun, pejabat pertahanan Jepang mengatakan kepada beberapa kantor berita bahwa proyektil itu "tampaknya seperti rudal balistik."
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan menyatakan kekecewaannnya atas uji coba rudal baru dari Korea Utara.
Kantor berita Yonhap melaporkan, uji coba hari Selasa (28/09) bisa menjadi upaya Pyongyang untuk menguji apakah Seoul masih akan memberikan cap peluncuran serupa sebagai provokasi. ha/as (Reuters, AFP, dpa)
Berita Terkait
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Berpeluang Disalip Korea Utara
-
Viral Jejak Kim Jong Un Dihapus Usai Bertemu Putin di China, Bawa Toilet ke Luar Negeri!
-
Korea Utara Ubah Strategi Militer: Jumlah Nuklir Ditingkatkan
-
CEK FAKTA: Disangka Anti-Zionis Garis Keras, Ini Sikap Sebenarnya Korut
-
CEK FAKTA: Korea Utara Eksekusi Pendukung Zionisme, Benarkah?
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045