Suara.com - Pemimpin pengungsi Muslim Rohingya, Mohib Ullah tewas ditembak oleh orang-orang bersenjata di kamp pengungsi Bangladesh Selatan pada Rabu (29/9/2021).
Mengutip Reuters, Kamis (30/9/2021), Deputi Polisi Rafiqul Islam telah mengonfirmasi kepada Reuters soal penembakan tersebut, namun ia tidak memberikan detail tambahan.
Pemimpin muslim Rohingya yang berusia 40-an tersebut telah memimpin salah satu komunitas pengungsi terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 730.000 orang.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari Myanmar karena adanya genosida yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya pada 2017.
Pernah diundang ke Gedung Putih dan berbicara dengan Dewan HAM PBB, Mohib adalah salah satu tokoh paling terkenal untuk muslim Rohingya, etnis yang telah menghadapi penganiayaan selama beberapa generasi.
Seorang juru bicara untuk komisaris tinggi PBB mengatakan masih menghubungi pihak berwenang, “kami terus berkontakan dengan otoritas penegak hukum yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan di kamp-kamp tersebut.”
Di kamp-kamp pengungsi Bangladesh, Mohib pergi dari gubuk ke gubuk untuk menghitung jumlah pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran untuk dibagikan kepada penyelidik internasional.
Mohib diketahui memang telah dijadikan target oleh kelompok garis keras dan pernah mendapat ancaman pembunuhan.
"Jika saya mati, saya baik-baik saja. Saya akan memberikan hidup saya," ujar Mohib kepada Reuters pada 2019.
Baca Juga: Pengadilan Perintahkan Facebook Buka Data-data soal Konten Anti-Rohingya
Para pengungsi Rohingya mengungkapkan kekerasan di kamp-kamp Bangladesh semakin meningkat dengan orang-orang bersenjata bersaing untuk mendapatkan kekuasaan, menculik para kritikus, dan memperingatkan perempuan agar tidak melanggar norma-norma Islam konservatif. (Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
-
Pengadilan Perintahkan Facebook Buka Data-data soal Konten Anti-Rohingya
-
5 Hits Bola: Perjalanan Hidup Nasser Al-Khelaifi Sebelum Jadi Bos PSG
-
Rohingya United, Klub Para Pengungsi Rohingya yang Berkompetisi di Australia
-
Fadli Zon Tak Terima Nelayan Aceh yang Selamatkan Warga Rohingya Dihukum 5 Tahun Penjara
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri