Suara.com - Menteri Keuangan Papua Nugini, John Pundari, mengakui kesalahannya dalam pembelian mobil mewah Maserati untuk KTT APEC 2018, langkah yang memicu kemarahan secara luas,
Menyadur Guardian Sabtu (2/10/2021), ia menyebut keputusannya saat itu sebagai "kesalahan besar" yang mengerikan, lapor Post Courier.
Kini, ia mengumumkan bahwa setiap unit mewah itu akan dijual dengan harga diskon K400.000 (Rp 1,6 miliar ).
Pemerintah, yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Peter O'Neill, membeli mobil-mobil itu masing-masing seharga K500.000 (Rp 2 miliar), menghabiskan total K20 juta (Rp 81,3 miliar).
"Jika kami memiliki pandangan ke depan, Maserati tidak akan dibeli sejak awal. Kami membuat kesalahan yang mengerikan. Jika Anda tidak memiliki dealer Maserati di PNG, tidak ada alasan untuk membeli Maserati,” katanya.
Kendaraan mewah, yang dibeli melalui dealer di Sri Lanka dan diterbangkan dengan sewa jet jumbo, memicu kontroversi luas dalam minggu-minggu menjelang KTT Pemimpin 2018.
Kendaraan itu dibeli untuk para pemimpin dunia yang menghadiri KTT, namun karena kontroversi seputar mereka, beberapa pemimpin seperti Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menolak untuk dikendarai di dalamnya.
Untuk meredam kemarahan publik, menteri APEC saat itu Justin Tkatchenko, berjanji kepada negara itu bahwa kendaraan itu akan “dijual seperti kue panas”. Tiga tahun kemudian, hanya dua yang terjual .
“Pembelian itu menunjukkan kurangnya pandangan ke depan dan mengecewakan, kesiapan yang jelas untuk menyia-nyiakan dana publik, di negara berkembang, di mana barang-barang publik dasar, dari akses jalan hingga layanan kesehatan, secara luas tidak tersedia atau sangat di bawah standar,” kata Paul Barker, direktur eksekutif untuk Institut Urusan Nasional PNG.
Baca Juga: Kaum Muda Papua Nugini Deklarasi Dukung Kemerdekaan Papua Barat
Barker telah menjadi kritikus vokal pembelian dan menyatakan skeptis tentang pernyataan pemerintah akan menemukan pasar untuk mobil setelah APEC berakhir.
Ia mengatakan mobil mewah itu tidak cocok untuk kondisi jalan lokal juga tak ada agen dalam negeri untuk memperbaiki mobil.
Pada 2019, James Marape, menteri keuangan saat itu, dan sekarang perdana menteri, memimpin pers lokal ke gudang Port Moresby di mana kendaraan disimpan, untuk menunjukkan bahwa tidak ada mobil yang hilang atau dicuri dan masih dalam kondisi prima.
Laporan lengkap tentang pengeluaran APEC pemerintah belum dirilis ke publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar