Suara.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menggadang-gadang penyelenggaraan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #6 bakal menjadi salah satu event wisata rujukan bagi pelancong global.
WJNC #6 akan menjadi bagian dari acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-265 Kota Jogja pada 7 Oktober 2021. Melibatkan 14 kemantren, WJNC tahun ini dihelat dengan tema besar Semar Boyong, mengulas cerita pagebluk melalui street art performance.
Kepala Bidang Pemasaran Hasil Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Jogja, Andrini Wiramawati menjelaskan secara teknis persiapan dalam menyelenggarakan WJNC #6 sudah mencapai 80%-90%.
Sebagai salah satu agenda yang masuk dalam kalender event pariwisata nasional yang rutin digelar tiap tahun, Dispar Kota Jogja berusaha menghadirkan tampilan yang berbeda di tahun ini karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Kami berharap agar event ini [WJNC] bisa mendunia dan sebenarnya ada satu atau dua delegasi dari luar negeri yang tampil dalam WJNC ke depan. Kami juga sudah menggandeng berbagai pihak dengan harapan tahun selanjutnya bisa menghadirkan inovasi baru yang disesuaikan dengan kondisi agar ada warna baru di WJNC," kata Aan, Jumat (1/10).
Pada tahun ini, bersamaan dengan penyelenggaran kegiatan di masa pandemi, Dispar berupaya mengemas acara tersebut dengan protokol kesehatan ketat. Ada tampilan yang sedikit berbeda disuguhkan kepada khalayak dalam memaknai peringatan HUT Kota Jogja di masa pagebluk, namun tetap dengan filosofi WJNC yang khas dan kuat.
Dispar tetap menghadirkan hal-hal yang menjadi konsep dasar WJNC, yaitu vehicle (kendaraan), wayang, acara di waktu malam hari dan karnaval termasuk kehadiran tugu.
Masing-masing kemantren nantinya dibagi ke dalam empat zona atau stage (panggung) dengan satu zona berisi tiga sampai empat penampil dari perwakilan kemantren. Tema turunan yang diusung oleh para penampil juga disesuaikan dengan tema besar Semar Boyong. Pada zona satu, ada penampil dari Umbulharjo, Pakualaman dan Jetis dengan tema Indraprastha yang bernuansa megah dan romance (percintaan).
Kemudian pada panggung kedua ada perwakilan dari Kraton, Gondomanan, Mantrijeron, serta Mergangsan yang mengusung tema Poncowati, sarat dengan tampilan-tampilan tragedi yang divisualisasikan lewat penampilan ksatria, panah atau cakra.
Baca Juga: Ketersediaan Vaksin di Kota Jogja 50 ribuan, Dinkes Sebut Vaksin Moderna Masih Melimpah
Pada panggung ketiga tema yang diangkat adalah Hastinapura atau komedi. Penampil dari Kotagede, Gondokusuman dan Danurejan nantinya bakal mengusung konsep kurawa, raksasa dan jin dalam acara ini.
Sementara di zona empat temanya adalah Kahyangan, bernuansa percintaan agung. Disini nanti bakal ada penampil berkostum dewa, bidadari, figur hewan dan lokananta (gamelan) dengan penampil dari Ngampilan, Gedongtengen, Tegalrejo dan Wirobrajan.
Protokol Kesehatan
Digelar dalam masa pandemi Covid-19, WJNC #6 menerapkan protokol kesehatan ketat dalam penyelenggaraannya agar tidak menimbulkan klaster baru untuk para pelaku seni.
Secara teknis, seluruh yang terlibat acara harus sudah divaksin Covid-19 minimal satu kali dan dicek melalui aplikasi Peduli Lindungi. Untuk yang telah divaksin dosis 1 nantinya akan diberi gelang kuning. Sedangkan yang telah divaksin dosis 2 akan diberi gelang hijau.
Selain itu untuk penampil dan tamu undangan harus menunjukkan hasil negatif tes swab antigen. Jika pada H-1 hasil swab antigen para penampil dan kru dari kemantren menunjukkan hasil positif, maka harus dicari pengganti. Penyelenggaraan WJNC #7 pada tanggal 7 Oktober berupa tapping/perekaman acara, bukan perhelatan. Penerapan protokol kesehatan ini dilakukan untuk memberi contoh wujud Kota Budaya di masa pandemi bagi wilayah lain.
Berita Terkait
-
Antisipasi Kebakaran, Pemkot Jogja Bakal Bentuk Relawan Kebakaran
-
Curhat ke DPRD DIY, Buruh Rokok Tuntut Bagi Hasil Cukai
-
Sudah Tidak Ada Lagi Penyekatan di Kota Jogja, Jalan Margo Utomo Kini Dibuka
-
Keseringan ke Gumuk Pasir, Zaskia Adya Mecca Jadi Jago Sand Boarding
-
Pameran Maket Jogja Street Sclupture Project 4 Resmi Diselenggarakan
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Revisi UU BUMN, KPK Tegaskan: Direksi dan Dewan Pengawas Wajib Lapor LHKPN
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Cek Daftar Lengkap Kereta Jarak Jauh yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Selama HUT ke-80 TNI
-
Santai, Menkum Tak Masalah SK PPP Kubu Mardiono Digugat Kubu Supratmanto, Mengapa?
-
Jenderal Bintang 2 Pengawal Pasukan Perdamaian, Ini Sosok Mayjen TNI Taufik Budi Santoso
-
Soal Tangkap dan Adili Jokowi, Rocky Gerung: Harus Ada Proses, Dimulai di DPR atau Meja Pengadilan
-
Khawatir Kekuatan Disalahgunakan? Pesan Prabowo ke TNI: Jangan Khianati Bangsa dan Rakyat!
-
Dana Hibah Jatim Jadi Bancakan Berjemaah, Proyek Rakyat Cuma Kebagian Ampas
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Drama Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Pernah Dilaporkan Hilang, Pulang Jadi Tersangka Korupsi Rp32,2 M