Suara.com - Viral sebuah video TikTok mengeluhkan perlakuan dari staf kesehatan di salah satu puskesas Jakarta. Video tersebut diunggah akun @stevfanywijjaya melakui akun pribadi miliknya.
"Please tolong bantu aku komen ya, aku harus lapor ke mana? Pelecehan mental dan psikologis dari salah satu puskesmas di Jakarta," tulis akun tersebut.
Dalam kronologi yang ditulis akun @stevfanywijjaya, ia menyatakan bahwa saudaranya yang sedang hamil sembilan bulan mengalami kekerasan secara psikologis di puskesmas yang mereka datangi.
"Dia ke puskesmas tersebut sendiri karena merantau di Jakarta sendirian, lalu sesampai di puskesmas tersebut dia mendapat kekerasan mental," tulis akun tersebut.
"Tenaga-tenaga medis tersebut mengatakan kalau tidaka da suami tidak bisa pakai BPJS dengan nada ketus," imbuhnya.
Tak sampai pada BPJS, saudara dari pemilik akun tersbeut juga mengejek kondisi fisik. Bhkan ditanyai hal yang privat.
"Dan membuat saya sangat marah adalah ketika saat mereka mengecek pembukaan bumil, lalu mengatakan keputihannya banyak banget, dan satu bidan tersebut bilang ih jorse (jorok)," tulis akun @stevfanywijjaya.
Menurut @stevfanywujjaya, saudaranya yang kala itu sedang kesakitan dan menangis bahkan ditanyai dengan pertanyaan tak senonoh.
"Bidan tersebut bisa-bisanya menyerang saudara saya yang sedang mules-mules dan nangis-nangis merintih kesakitan dengan pertanyaan, 'sudah berhubungan sama berapa cowok bu?'," imbuh @stevfanywijjaya.
Baca Juga: Sosok Guru STM Cantik Bikin Murid Cowok Ogah Bolos, Warganet: Bak Bidadari
Video yang telah disukai ribuan kali tersebut tentu mengundang berbagai tanggapan dari warganet. Bahkan telah dibagikan juga oleh Zoya Amirin, seorang Seksolog Klinis, Psikolog Seksual di akun instagramnya.
Zoya menyayangkan perlakuan nakes di puskesmas tersebut.
"Kasian sih, lagi kesakitan karena mau melahirkan, tapi malah dapet perlakuan tidak baik dan terkesan menghakimi ayo lah mba-mba bidan. Profesional dong, jangan malah mengejek pasien," tulis Zoya.
Tanggapan Warganet
"Weheee pernah nih waktu lahiran, diomelin bidan jaga di-RS cuma karena alas kasur berantakan, kan kita kontraksi yak, boro-boro sadar alas berantakan," tulis warganet.
"Saya juga pernah merasakan perlakuan yang tidak enak. Hanya karena anak saya sudah meninggal di perut dan dibantu induksi. Terus pas kontraksi saya kerasa mau pipis, ibu saya minta tolong suster buat ambilkan pispot tapi kata susternya lagsung aja ke WC, susternya bilang gapapa [ke WC] bu anaknya juga udah meninggal kan," tambah warganet lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil