Suara.com - Kedai Tabe Coffee yang berlokasi di Blok M Square, Jakarta Selatan, menjadi tempat bagi Hotman Tambunan mengisi kegiatannya sehari-hari. Usai tidak bekerja sebagai pegawai di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Hotman kembali fokus menggeluti usaha yang telah dia rintis bersama partnernya sejak tiga sampai empat tahun lalu.
Ditemui di lokasi pada Rabu (14/10/2021), penampilan eks Kepala Satuan Tugas Pembelajaran Antikorupsi KPK itu layaknya barista. Dengan dibantu beberapa pegawai, Hotman juga bergelut dengan kesibukan menyeduh dan menghidangkan kopi kepada pelanggan yang datang.
Hotman mengaku jika usaha yang dia dirikan ini tidak hanya menjual kopi semata. Dengan usaha ini, dia mencoba memberdayakan masyarakat yang berada di kampung halamannya, yakni Toba, Sumatera Selatan.
"Kedai kopi ini kami bangun bukan hanya menjual kopi, kami juga memberdayakan masyarakat yang ada di kampung kami di sana, yaitu di Toba," kata Hotman.
Dikatakan Hotman, masyarakat di kampung halamannya memang mempunyai perkebunan kopi yang tidak terurus.
Berangkat dari hal tersebut, dia bersama koleganya mencoba memberikan pelatihan terkait budidaya kopi yang bagus dan benar.
"Kami berikan pelatihan itu, pelatihan barista juga kepada pemuda pemudi di sana sehingga bisa menjual kopi," kata dia.
Dengan demikian Tabe Coffee lanjut Hotman, tidak sekedar mencari untung semata. Melalui usaha ini, dia ingin ada proses pemberdayaan agar kemudian tercipta harga yang adil antara petani, penjual, dan penikmat kopi.
"Jadi, di samping usaha ini untuk mendapatkan untung, juga ada hal lainnya yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat petani kopi sehingga nanti didapatkan, pemikiran kami bagaimana mendapatkan harga yang adil antara petani kopi, penjual kopi, dan peminum kopi," tegas dia.
Baca Juga: Viral Tindakan Ibu-Ibu Petani Kacang saat Dengar Azan di Sawah, Banjir Pujian Warganet
Penuh Waktu di Kedai Kopi
Sebelum purnatugas di KPK, Hotman tidak sepenuhnya bekerja untuk kedai Tabe Coffee. Dia hanya fokus dalam wilayah pemasaran produk saja, sebab pekerjaannya di KPK saat itu begitu menyita waktu.
"Waktu di KPK, saya tidak bisa aktif karena memang tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang lain," papar dia.
Terkini, Hotman mempunyai waktu yang lebih untuk mengembangkan usaha kopi miliknya. Hotman juga mempunyai waktu yang cukup untuk memasarkan produk kopi yang berasal dari kampung halamanya, yaitu Toba, Sumatera Utara.
"Dengan saya tidak bekerja di KPK lagi, saya punya waktu sehingga saya punya kesempatan untuk membayar utang saya itu, menjual produk kopi yang telah dibuat oleh kami," tutup Hotman.
Berita Terkait
-
Tak Lagi di KPK, Eks Kasatgas Pembelajaran Antikorupsi Kembali Bergulat dengan Usaha Kopi
-
Kosme Gandeng Petani Lokal untuk Turut Serta Mendongkrak Ekonomi Tanah Air
-
Viral Tindakan Ibu-Ibu Petani Kacang saat Dengar Azan di Sawah, Banjir Pujian Warganet
-
Dukung Petani Perempuan, Kementan Raih Penghargaan APE 2020
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kejati Banten Siap Jadi Mediator Polemik Penutupan Jalan Puspitek Serpong
-
HUT ke-80 TNI, Dasco: TNI Profesional dan Berkarakter Rakyat Jaminan Demokrasi
-
Finalisasi Perpres Tata Kelola MBG, Istana Pastikan Rampung Minggu Ini
-
Pengunjung HUT ke-80 TNI di Monas Membludak, Transjakarta Tambah 150 Armada
-
Penampakan Mobil Pengasuh Ponpes Al Khoziny usai Tertimpa Musala Roboh, Harganya Rp1 M?
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
-
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny? Publik Ramai-Ramai Tuntut Tanggung Jawab
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia