Suara.com - AS menggelar konferensi dengan 30 negara untuk membahas ancaman peretasan dan kejahatan dunia maya lainnya. Tapi Rusia, yang disebut AS sering terlibat dalam serangan siber, tidak diundang.
Konferensi yang dipimpin AS dengan sekitar 30 negara peserta membahas berbagai masalah keamanan siber, mulai dari aksi peretasan, penyebaran program pengintai yang disebut ransomware dan kejahatan-kejahatan siber lainnya dibuka hari Rabu (13/10) oleh Washington.
Yang mencolok, konferensi dua hari ini tidak melibatkan Rusia, yang belakangan sering dituding AS dan aliansinya diam-diam melakukan serangan siber secara masif.
Hubungan Barat dan Rusia di hari-hari belakangan memang memburuk, dan makin banyak tuduhan dilemparkan ke arah Moskow yang sering disebut berusaha memanipulasi kampanye pemilu di beberapa negara.
Konferensi itu terutama fokus pada cara mencegah maupun menghancurkan serangan-serangan terhadap sistem komputer yang vital, seperti yang terjadi terhadap perusahaan AS, US Colonial Pipeline Company, bulan Mei lalu.
Serangan itu diduga dilakukan oleh sekelompok penjahat siber yang berbasis di Rusia.
Kuncinya "kerjasama internasional"
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan berbicara pada sesi pembukaan pertemuan hari Rabu mengatakan, "kerjasama internasional adalah dasar bagi kemampuan kolektif kita untuk menangani ekosistem ransomware, untuk menuntut penjahat dan negara-negara yang menampung mereka agar bertanggung jawab, dan untuk mengurangi ancaman terhadap warga di masing-masing negara kita."
"Tidak ada satu negara pun, tidak ada kelompok pun yang bisa menyelesaikan masalah ini (sendirian)," kata Jake Sullivan.
Negara dan entitas yang ikut serta dalam enam sesi diskusi tersebut antara lain India, Australia, Jerman, Inggris, Kanada, Prancis, Brasil, Meksiko, Jepang, Ukraina, Irlandia, Israel, Afrika Selatan, dan Uni Eropa.
Jerman pada acara tersebut mengingatkan bahwa pemerintah daerahnya di distrik Anhalt-Bitterfeld baru-baru ini menyatakan situasi darurat "bencana dunia maya", setelah situs resmi mereka diblokir oleh serangan ransomware.
Mengapa Rusia tidak diundang?
Seorang pejabat AS mengatakan, fakta bahwa Rusia tidak diundang untuk menghadiri pertemuan itu tidak berarti bahwa Rusia akan dikecualikan pada acara-acara mendatang.
Dia menerangkan, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah membentuk Kelompok Pakar AS-Rusia, sebagai forum pertukaan informasi mengenai masalah ransomware dan serangan siber.
Pejabat yang tidak ingin disebut namanya itu menambahkan bahwa Rusia telah mengambil langkah-langkah awal untuk mengatasi masalah yang berasal dari negaranya. Meskipun Moskow menyangkal tanggung jawab terhadap serangan-serangan siber, banyak indikasi menunjukkan, kelompok atau organisasi peretas yang beroperasi dari wilayah Rusia, bertanggung jawab atas berbagai serangan ransomware baru-baru ini yang menargetkan sasaran di AS. hp/as (rtr, ap)
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL