Suara.com - Aktivis Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Surya Anta Ginting meminta Jenderal TNI Andika Perkasa benar-benar memenuhi ucapanya soal penyelesaian masalah di Papua. Menurutnya, Andika harus konkret dan tidak hanya sekedar lip service.
"Dari apa yang dia sampaikan di DPR itu, dia menyatakan, dia tidak akan menggunakan pendekatan perang dalam konteks Papua dan akan menggunakan pendekatan yang lebih soft. Kalau memang itu perspektifnya, maka itu dikonkretkan saja. Dan menurut kami yang konkret dalam konteks pendekatan Papua non operasi militer," kata Surya kepada Suara.com, Selasa (9/11/2021).
Menurut Surya, untuk bisa menyelesaikan masalah di Papua, Andika harus bisa menghentikan namanya operasi-operasi militer di Tanah Papua.
"Semua operasi militer selain perang di tanah Papua atau operasi militer sebenarnya perang tapi tak mau disebut perang itu harus segera dihentikan. Apakah itu dalam konteks Nduga atau dalam konteks Maybrat atau pun di titik-titik lainnya harus segera diselesaikan," ujarnya.
Kedua Surya meminta, Andika sebagai Panglima TNI yang baru berani mengusulkan melakukan gencatan senjata. Menurutnya, usulan tersebut harus disampaikan ke Menteri Pertahanan dan juga Menkopolhukam.
"Mengusulkan untuk menyelenggarakan satu gencatan senjata antara militer dan TPNPB-OPM atau pun semua faksi militer di Papua. Dan itu usulan itu baik presiden menteri keamanan pertahanan atau menkopolhukam berani mengajukan solusi genjatan senjata dalam proses mengacu dialog politik yang lebih luas termasuk memikirkan opsi-opsi yang ditawarkan oleh gerakan Papua itu sendiri," tuturnya.
Lebih lanjut, yang ketiga yakni Andika diminta harus berani menarik personel tentara organik maupun non-organik. Pasalnya banyak personel yang diterjunkan di Papua bukan atas dasar semata-mata perang tapi juga ada dugaan pengamanan bisnis.
"Kita untuk menghilangkan siklus kekerasan di Papua kita juga harus melihat bahwa kita harus berani mengurangi personel militer cukup lah kita menyelesaikan konflik di tanah Papua yang sudah 56 tahun dengan cara yang terus menurus menambahkan persenjataan operasi militer yang disebut bukan militer itu," ujarnya.
"Karena itu kalau mau dikonkretkan dan tidak hanya sekedar lip service itu yang harus dilakukan," sambungnya.
Baca Juga: Kasus Veronica Koman: Teror terhadap Aktivis HAM Papua Terus Berulang
Sebelumnya, DPR mengesahkan keputusan Komisi I atas persetujuan Andika Perkasa menjadi Panglima TNI. Pengesahan itu dilakukan dalam Rapat Paripurna dengan persetujuan para Dewan.
Sebelum disetujui, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid terlebih dulu menyampaikan laporan hasil uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test Andika yang telah dilaksanakan pada Sabtu (6/11).
Dalam laporannya Meutya mengatakan bahwa ada dua keputusan yang dibuat Komisi I. Pertama ialah menyetujui pemberhentian dengan hormat Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI dan kedua persetujuan pengangkatan Andika sebagai Panglima.
"Memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI," kata Meutya, Senin (8/11/2021).
Selanjutnya usai mendengarkan penyampaian laporan dari Komisi I, Ketua DPR RI Puan Maharani yang memimpinan rapat meminta persetujuan seluruh anggota DPR baik yang hadir fisik maupun virtual.
Total berdasarkan catatan absensi dari Sekretariat Jenderal DPR ada sebanyak 366 orang anggota yang menghadiri Rapat Paripurna secara fisik dan virtual.
Berita Terkait
-
Disetujui Jadi Panglima TNI, Legislator PKS Minta Andika Perkasa Tak Terseret Politik 2024
-
Kasus Veronica Koman: Teror terhadap Aktivis HAM Papua Terus Berulang
-
Meutya Hafid Unggah Foto Bareng Calon Panglima, Pengamat: Rakyat Melihatnya Lebay
-
Jenderal Andika Perkasa Pakai Jalur Diplomasi Militer dalam Selesaikan Persoalan Papua
-
Klasemen Perolehan Medali Peparnas Papua: Tuan Rumah Kokoh di Puncak
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Polda Riau Kirim Bantuan Gelombang Keempat, 3.459 Alat Kerja Dikerahkan ke Aceh dan Sumbar
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang
-
Tri Tito Lantik Anggieta Bestari Tabo sebagai Ketua TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Papua Pegunungan