Suara.com - Pengajuan pengadilan pada Senin (8/11/2021) menunjukkan Departemen Kehakiman Amerikat Serikat mendakwa seorang warga negara asal Ukraina dan Rusia dalam salah satu serangan ransomware terburuk terhadap target di AS.
Mengutip Reuters, Selasa (9/11/2021), tindakan AS tersebut mengikuti serangkaian tindakan yang diambil untuk memerangi lonjakan ransomware yang telah melanda beberapa perusahaan besar.
Sebuah dakwaan menuduh Yaroslav Vasinskyi dari Ukraina, yang ditangkap di Polandia bulan lalu, membobol penyedia perangkat lunak asal Florida, Kaseya, pada Minggu (4/7/2021).
Dari sana, ia dan komplotannya secara bersamaan mendistribusikan ransomware REvil ke sebanyak 1.500 pelanggan Kaseya, mengenkripsi data mereka, dan memaksa beberapa untuk ditutup selama berhari-hari.
Vasinskyi dituduh membobol perusahaan tersebut dan menginstal perangkat lunak enkripsi yang dikembangkan oleh geng ransomware REvil.
REvil langsung menangani negosiasi tebusan dan membagi keuntungan dengan afiliasi seperti Vasinskyi. Model ini memungkinkan geng ransomware terkenal memeras banyak perusahaan untuk cryptocurrency.
Kimberly Goody, direktur analisis kejahatan keuangan di perusahaan keamanan Mandiant, mengatakan menargetkan afiliasi bisa lebih efektif daripada mengejar geng inti.
Hal tersebut dikarenakan keterampilan mereka lebih berharga daripada perangkat lunak enkripsi yang ada di mana-mana. Beberapa afiliasi juga bekerja dengan banyak geng.
Penangkapan tersebut merupakan bagian dari penyisiran besar-besaran yang sedang berlangsung terhadap tokoh-tokoh kunci ransomware yang dikoordinasikan oleh FBI, Europol, organisasi polisi nasional di seluruh Eropa, dan dibantu perusahaan keamanan swasta.
Baca Juga: Tragedi Festival Musik Di Texas, 8 Orang Tewas Saat Berdesakan
REvil mengumumkan ditutup bulan lalu, seperti yang dilakukan geng saingan yang terlibat dalam peretasan Colonial Pipeline.
Vasinskyi dan tersangka agen REvil lainnya, seorang warga negara Rusia Berna,a Yevgeniy Polyanin, didakwa di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara Texas dengan persengkongkolan untuk melakukan penipuan dan pencucian uang.
Vasinskyi sedang ditahan di Polandia sambil menunggu proses ekstradisi AS, sementara Polyanin masih menjadi buron.
Departemen Keuangan AS mengatakan keduanya menghadapi sanksi atas peran mereka dalam insiden ransomware di Amerika Serikat, serta pertukaran mata uang virtual Chatex untuk memfasilitasi transaksi keuangan bagi pelaku ransomware.
Departemen Keuangan AS menambahkan lebih dari 200 juta dolar AS untuk pembayaran tebusan dibayarkan dalam Bitcoin dan Monero. (Jacinta Aura Maharani)
Berita Terkait
-
Heboh AHY dan Istri Asyik Liburan di Amerika Serikat Saat Antar SBY Berobat, Ini Faktanya
-
Kelamin Pria Belanda Ini Membusuk setelah Dipatuk Ular Kobra saat Safari di Afrika Selatan
-
Usai Kudeta, Pemimpin Militer Sudan Setuju dengan AS Percepat Bentuk Pemerintahan Baru
-
Seorang Ayah di AS Ini Bunuh Pacar Putrinya setelah Jual ke Pedagang Manusia
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Menteri Haji dan Umrah Datangi KPK di Tengah Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji, Bahas Apa?
-
Mengulik Pendidikan Gibran: MDIS Tak Keluarkan Ijazah, Hanya Jalankan Kurikulum Universitas Asing
-
Bendera Merah Putih Robek di Puncak Monas Saat Gladi HUT TNI, Kapuspen: Bahan Kain Kurang Bagus
-
TNI Jelaskan soal Bendera Merah Putih Robek saat Gladi HUT TNI di Monas, Apa Katanya?
-
Rocky Gerung: Isu Ijazah Palsu Jokowi Akan Terus Dibahas Sampai 2029
-
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 11 Orang, 54 Lainnya Masih Dicari
-
Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Reruntuhan Musala Al Khoziny, Tim SAR Beralih ke Alat Berat
-
Revisi UU BUMN, KPK Tegaskan: Direksi dan Dewan Pengawas Wajib Lapor LHKPN
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Cek Daftar Lengkap Kereta Jarak Jauh yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Selama HUT ke-80 TNI