Suara.com - Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan ada tipu-tipu dalam bisnis tes PCR. Tipu-tipu itu terkait adanya patokan harga berbeda, di mana hasil tes yang cepat keluar dipatok lebih mahal, ketimbang yang keluar berhari-hari.
Andre mengatakan hal itu sebagai permainan dalam tes PCR. Ia menilai seharusnya harga tidak dipatok berdasar berapa lama hasil keluar, baik itu 1x24 jam maupun 2x24 jam dan seterusnya dengan durasi lebih lama, bahkan lebih cepat.
"Jadi mesin PCR dan ekstrasi itu jadi saya mau bongkar juga itu, jadi mesin PCR itu ada 96 spesimen per satu jam, ada yang 48 spesimen per satu jam, mesin ekstrasi ada 16 spesimen per 20 menit, ada yang mesin 32 spesimen per 20 menit, ada yang 44 spesimen per 20 menit dan 96 spesimen per 20 menit," kata Andre dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, Selasa (9/11/2021).
Menurut Andre dengan kemampuan mesin PCR memproses beberapa spesimen dalam beberapa skala waktu itu seharusnya laboratorium tidak lagi mematok harga PCR berdasarkan waktu. Apalagi kata Andre, banyak pasien yang melakukan swab sehingga tidak perlu menunggu ribuan mesin di lan untuk bekerja.
"Jadi lucu juga dibikin postur-postur begitu. Ini juga harus kita bongkar, harusnya bareng sama Menkes. Tapi kita bukan Komisi IX juga. Bahwa sebenarnya mau 1 jam, 3 jam, 6 jam atau 1x24 jam atau 1x48 jam itu enggak penting, enggak signifikan karena mesinnya bekerja," tutur Andre.
"Jadi mohon maaf kita diduga ditipu-tipu saja ongkos bisnis ini. Tugas kita memastikan bahwa BUMN selain cari untung juga berpihak untuk rakyat. Saya enggak yakin juga tadi menteri melarang-larang," tandasnya.
Jawaban Bio Farma
Menanggapi Andre, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat yang sama di Komisi IX memberikan jawaban.
Honesti mengatakan tarif berdasarkan waktu penyelesaian tes PCR juga diterapkan di beberapa negara, tidak hanya Indonesia.
Baca Juga: Tes PCR untuk Bepergian Dikaji Lagi, Luhut: Bukan karena Kita Nggak Konsisten
"Kenapa? Saya lihat juga logikanya mesin itu kan ada yang mesin running 96 sample, itu running, untuk ekonomisnya harus 96 sample di-running, tapi kadang-kadang ada yang sample itu nggak cukup atau ada yang ingin cepat sehingga terus me-running di bawah kapasitas normal, sehingga terpaksa memang mengkompensasikan yang idle capacity itu ke harga itu, sehingga ada perbedaan di sisi layanan, lamanya layanan," tutur Honesti menjelaskan.
Minta Harga Tes PCR di Bawah Rp 200 ribu
Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengatakan harga tes PCR seharusnya bisa lebih rendah dari yang sekarang diterapkan. Ia mengatakan harga PCR bisa kurang dari Rp 200 ribu.
Hal itu Andre sampaikan menanggapi paparan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir soal harga tes PCR di Indonesia lebih murah dibanding negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
"Jadi intinya apa? Intinya PCR kita itu bisa di bawah Rp 200 ribu. Harapan saya harapan ini didengar oleh menteri BUMN, menteri Kesehatan dan juga pak presiden dan seluruh rakyat Indonesia. Indonesia bisa harga PCR-nya di bawah Rp 200 ribu. India bisa kenapa kita tidak," kata Andre, Selasa (9/11/2021).
Dalam kesempatan itu Andre turur membongkar struktur harga tes PCR. Dari paparan yang disampaikan, Andre meyakini bahwa dengan modal tertentu, harga tes PCR bisa ditekan hingga di bawah Rp 200 ribu.
Berita Terkait
-
Bos Bio Farma Buka-bukaan Struktur Biaya Alat Tes PCR
-
Tes PCR untuk Bepergian Dikaji Lagi, Luhut: Bukan karena Kita Nggak Konsisten
-
Bongkar Modal Tes PCR Cuma Rp 100 Ribu, Andre Rosiade: Harusnya Bisa Di Bawah Rp 200 Ribu
-
Bio Farma Klaim Harga Tes PCR Termurah Dibanding Negara-negara Kawasan Asia Tenggara
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
-
Pemerintah Bangun 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Mulai Bulan Ini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?
-
Fakta Baru Kebakaran Ruko Terra Drone: Pemilik Lepas Tangan, Perawatan Rutin Nihil