Suara.com - Hanya beberapa bulan lalu, kasus Covid-19 di Eropa anjlok ke tingkat terendah sejak awal pandemi.
Namun pekan ini, serangkaian kerusuhan terjadi di berbagai kota Eropa diwarnai dengan dibakarnya mobil-mobil dan polisi anti huru-hara dikerahkan.
Inilah yang menjadi penyebab kemarahan warga.
Apa yang terjadi di Eropa?
Pada akhir pekan lalu, kerusuhan terjadi di beberapa negara.
Pengunjuk rasa di Belanda menghadapi polisi dengan melempar batu, petasan dan membakar kendaraan.
Baca juga:
- Covid meningkat tajam di Eropa, Jerman keluarkan peringatan keras dan Austria 'lockdown' nasional
- Protes pembatasan kegiatan terkait Covid di Belanda, satu SD dibakar
- Uni Eropa terbitkan paspor vaksin covid, seperti apa dan mengapa dibutuhkan?
Polisi membalas dengan menggunakan pentungan, anjing, kuda, meriam air dan bahkan melepaskan tembakan peringatan.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menggambarkan malam-malam kerusuhan ini sebagai "kekerasan murni."
Di Belgia, para demontran merusak kendaraan-kendaraan polisi dan mereka dihadapi dengan gas air mata dan semprotan meriam air.
Baca Juga: Bahaya, Kasus Covid-19 di Eropa Meningkat Tajam
Sabtu (20/11) lalu, sekitar 40.000 orang turun di jalan-jalan di ibukota Austria, Wina, dalam protes damai yang diorganir oleh partai sayap kanan, Freedom.
Demonstrasi juga terjadi di Italia, Denmark dan Kroasia.
Apa yang membuat orang marah?
Secara singkat apa yang membuat orang marah adalah pembatasan baru terkait Covid-19.
Belanda menerapkan tiga minggu pembatasan terbatas setelah melonjaknya kasus Covid. Bar dan restoran harus ditutup lebih awal dan massa dilarang nonton pertandingan olahraga.
Kebijakan masker diperketat di Belgia, termasuk di tempat-tempat seperti restoran-restoran yang juga mensyaratkan sertifikat Covid.
Sebagian besar orang harus bekerja dari rumah empat hari seminggu sampai pertengahan Desember.
Aturan yang sama juga akan diterapkan di negara-negara lain seperti Jerman, Yunani dan Ceko.
Namun peraturan terketat adalah di Austria.
Selain karantina wilayah secara nasional yang mengharuskan orang tinggal di rumah, kecuali bila ada keperluan penting, Austria menjadi negara Eropa pertama yang mewajibkan vaksinasi Covid. Peraturan ini mulai berlaku Februari.
Walaupun ditentang keras, Kanselir Alexander Schallenberg mengatakan langkah itu penting karena penolakan vaksin.
"Karena didorong oleh para penentang radikal antivaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tak divaksin," katanya.
"Akibat dorongan kelompok radikal anti-vaksin, berita palsu, terlalu banyak orang yang tidak divaksin," katanya.
"Akibatnya unit intensif di rumah sakit penuh dan banyak orang menderita."
Mengapa pembatasan baru sekarang?
Peraturan baru itu diterapkan karena lonjakan kasus Covid di seluruh Eropa.
Walaupun banyak orang yang telah divaksin dibandingkan dengan belahan lain di dunia, kasus di Eropa naik dalam beberapa pekan terakhir ini.
Jerman dan Belanda mencatat kenaikan kasus empat kali lipat sejak bulan lalu, sementara di Austria, lima kali lipat lebih tinggi.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, WHO untuk Eropa, Dr Hans Kluge mengatakan kepada BBC, sebanyak 500.000 lagi orang diperkirakan bisa menjadi korban meninggal Covid pada bulan Maret bila tidak ada tindakan yang diambil segera.
Ia memperingatkan bahwa ia "sangat khawatir."
Ia mendukung sebagian besar langkah yang diambil negara-negara Eropa namun memperingatkan kewajiban vaksinasi harus dijadilan "upaya terakhir."
Dr Hans Kluge mengatakan ia menginginkan "perdebatan berbasis sosial dan legal" tentang isu pengetatan ini.
Dr Kluge telah lama menyarankan penggunaan masker dan mendukung peraturan orang ke restoran, pertandingan olahraga, serta tempat umum lain, hanya bagi yang telah divaksin.
Mengapa kasus Covid naik tajam?
Alasannya berbeda di sejumlah negara.
Dr Kluge mengatakan faktor musim dingin, kurang tinggi angka vaksinasi serta varian Delta yang lebih cepat menular, merupakan penyebab naiknya kasus.
Banyak negara Eropa melonggarkan peraturan, seperti jaga jarak dan penggunaan masker lebih dulu tahun ini karena kasus turun dan angka vaksinasi semakin naik.
Bahkan di antara mereka yang telah divaksin, varian Delta telah terbukti masih dapat menyebar cepat, karena orang tak lagi jaga jarak.
Apakah kematian akibat Covid juga meningkat drastis?
Namun di tengah ini semua, ada berita bagus.
Vaksin telah terbukti mencegah orang sakit parah dan sekarat.
Sebelumnya, peningkatan tajam kasus diiringi dengan naiknya orang meninggal.
Namun seiring dengan penerapan vaksin, semakin sedikit orang yang meninggal akibat Covid walaupun kasusnya naik.
Berita Terkait
-
Haaland Sindir Halus Pep Guardiola Lewat Postingan Natal, Bikin Donnarumma Tertawa Ngakak
-
Safa Marwah Tanggapi Dugaan Pernah Jadi Selingkuhan Ridwan Kamil
-
Geger Fakta Baru Skandal Negreira: 100 Laga Rugikan Barcelona dan Untungkan Real Madrid?
-
Tak Perlu Keluar Aplikasi Lagi! Gemini Segera Bisa Multitasking di Android
-
Prediksi Atalanta vs Inter Milan: Duel Nerazzurri Penentu Arah Perburuan Scudetto
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang
-
Kasus Ilegal Akses Akun Mirae Mandek, Korban Kini Ngaku Kecewa dan Merasa Ditekan
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga