Suara.com - Barbados mengklaim sebagai negara pertama di dunia yang resmi mendirikan kedutaan besar digital di metaverse.
Menyadur Sky News Sabtu (20/11/2021), negara Pulau Karibia tersebut mencapai kesepakatan dengan Decentraland, perusahaan yang menjadi tuan rumah dunia digital 3D.
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri Barbados menyetujui keputusan tersebut pada Agustus dan akan membuka kedutaan virtual pada Januari 2022.
"Barbados menantikan untuk menyambut dunia di kedutaan metaverse-nya," kata Senator Jerome Walcott, menteri luar negeri Barbados.
Barbados, yang telah berubah menjadi republik dan menarik Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara, mengatakan akan mempertahankan kedutaan besarnya tersebut.
"Dalam beberapa hal, ini sangat canggih dan inovatif. Dalam hal lain, mereka kebetulan menjadi penggerak pertama," kata Rabindra Ratan, profesor media di Michigan State University dikutip dari RFI.
Metaverse adalah sebuah konsep yang diciptakan dalam novel fiksi ilmiah tahun 1992 Snow Crash, untuk menggambarkan semacam versi realitas virtual.
Gambaran tiga dimensi tersebut akan menghadirkan orang-orang dalam bentuk avatar dan bergerak melalui representasi digital dari dunia nyata.
Decentraland memulai metaverse-nya pada 2017. Sejak saat itu, setiap pengguna dapat membangun game online, layanan perjudian, dan banyak lagi.
Baca Juga: Viral Pengantin Menikah Virtual, Cerita di Baliknya Mengharukan
Barbados juga berencana membuka kedutaan besar virtual dengan penyedia metaverse lainnya, seperti Somnium Space dan SuperWorld, CoinDesk melaporkan.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong negara-negara lain untuk mendirikan kedutaan, konsulat, dan lokasi wisata virtual.
Barbados harus berkonsultasi dengan pengacara ketika mengerjakan proposal untuk tetap mematuhi hukum internasional dan Konvensi Wina.
Namun, teknologi baru tidak mungkin menggantikan cara lama diplomasi, kata mantan diplomat dan Direktur Keterlibatan Global Gedung Putih Brett Bruen.
"Diplomasi akan dengan keras kepala terjebak dalam cara lama, dan meskipun memiliki akun Twitter atau kedutaan metaverse mungkin merupakan cara untuk melengkapi keterlibatan itu, itu tentu saja bukan pengganti," katanya kepada Sky News.
"Saya ingat ketika Hilary Clinton memanggil kami untuk membahas diplomasi Amerika Serikat di media sosial pada saat itu, di Second Life, kami menerima presentasi tentang bagaimana ini akan menjadi masa depan diplomasi," sambungnya.
Brett Bruen juga mengungkapkan jika diplomasi belum berjalan dengan baik secara online dan hanya beberapa negara yang dapat melakukannya pada saat ini.
"Ada banyak disinformasi dari negara-negara seperti Rusia dan China, tetapi saya tetap skeptis bahwa seni diplomasi lama dapat dipraktikkan di ruang maya ini," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat
-
Terungkap! Ini yang Dicecar KPK dari Khalid Basalamah dalam Skandal Korupsi Haji
-
Atasi BABS, Pemprov DKI Bangun Septic Tank Komunal dan Pasang Biopal di Permukiman Padat
-
Benarkah Puteri Komarudin Jadi Menpora? Misbakhun: Mudah-mudahan Jadi Berkah
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?