Mempertimbangkan pembatasan ketat Lonjakan infeksi baru-baru ini mendorong pemerintah di beberapa negara bagian Jerman untuk mempertimbangkan pembatasan yang kemungkinan besar akan berdampak pada orang-orang yang memilih untuk tidak divaksinasi COVID-19.
Negara bagian Brandenburg, yang mengelilingi Berlin, akan menerapkan kebijakan di mana sektor ritel tertentu hanya dapat diakses oleh orang-orang yang dapat membuktikan bahwa mereka telah pulih dari COVID-19 atau telah divaksinasi.
Aturan yang diberi nama 2G ini juga akan berlaku untuk semua layanan yang membutuhkan kontak fisik dekat, fasilitas olahraga, taman bermain dalam ruangan, museum, taman rekreasi, kebun binatang, dan kebun raya.
Berlin juga mengatakan pada hari Selasa (23/11) bahwa mereka akan memperluas aturan 2G untuk ritel, hotel, fasilitas pendidikan orang dewasa, sekolah mengemudi, dan olahraga.
Bisnis yang menjual barang-barang esensial seperti supermarket dan toko obat akan dikecualikan.
Thüringen dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan jam malam hingga pertengahan bulan Desember bagi orang-orang yang tidak divaksinasi dari pukul 10 malam hingga pukul 5 pagi.
Parlemen negara bagian akan memberikan suara untuk rencana ini dan tindakan lainnya pada hari Rabu (24/11).
Dengan pembatasan yang tampaknya akan semakin diperketat saat musim dingin berlangsung, semakin banyak pasar Natal telah dibatalkan atau kembali ditutup. Negara-negara bagian seperti Stuttgart, Bayern, Brandenburg, dan Sachsen telah melarang acara tersebut. rap/hp (Reuters, AFPE, dpa)
Baca Juga: Gelombang Keempat Covid-19 Eropa, Sehari 46 Orang Meninggal Di Italia
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Tak Hadir di Audiensi, Keluarga Arya Daru Minta Gelar Perkara Khusus Lewat Kuasa Hukum
-
Gus Yahya Staquf Diberhentikan dari Ketua NU, Siapa Penggantinya?
-
Kuasa Hukum Nadiem Makarim: Kasus Kliennya Mirip Polemik Tom Lembong dan Ira Puspadewi
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum