Suara.com - Mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari mengendus adanya kejanggalan di balik lenyapnya kasus Covid-19 di Indonesia dan beberapa negara baru-baru ini.
Siti menilai hal ini sebagai sesuatu yang sungguh mengherankan. Tak hanya di Indonesia, Jepang pun mengalami hal sama. Para ahli di sana bahkan sudah melakukan penelitian terkait menghilangnya Covid-19.
"Memang demikian, kenapa kok tiba-tiba hilang. Sekarang di Jepang mereka sibuk sekali untuk meneliti apakah covid lenyap karena banyaknya melakukan mutasi atau karena teori lain," katanya dalam video yang diunggah di kanal Youtube Karni Ilyas, dikutip Suara.com, Kamis (25/11/2021).
Di Indonesia, menurunnya kasus Covid-19 secara drastis belum diteliti secara lebih mendalam. Herd imunity yang meluas dan pelaksanaan PPKM diperkirakan jadi alasan lenyapnya kasus Covid-19 di tanah air, meskipun disebutkan oleh Siti Fadilah tak didasari oleh penelitian.
Lebih lanjut, siti Fadilah mengaku ragu apabila vaksin jadi alasan lenyapnya Covid-19. Keraguannya muncul setelah melihat meledaknya kasus Covid-19 di Eropa yang mana sekitar 80-90 persen penduduknya sudah disuntik vaksin.
Diketahui di banyak negara Eropa saat ini sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 diduga sebagai gelombang ketiga.
"Kalau karena vaksin, Eropa enggak akan meledak. Jangan salah, Eropa sudah habis-habisan. Jadi kemungkinan soal vaksin sudah terjawab, covid lenyap bukan karena vaksin," katanya.
Siti Fadilah Supari lantas menyorti beberapa ramalan atau prediksi yang menyebut bahwa Indonesia akan dihantam gelombang ketiga Covid-19. Namun ia menyebut pandangan epidomolog saja belum sampai ke sana.
Ia lantas mewanit-wanti pemerintah untuk tidak gegabah menerapkan PPKM leve; 3 di akhir tahun yang ditakutkan akan memengaruhi perekonomian masyarakat.
Baca Juga: Dari Satu Sekolah, Empat Siswa Kena Covid-19 Selama PTM di Jogja
"Ramalan orang-orang berilmu dan berpikiran sehat tentu harus berdasarkan data. Dan menurut Dr Pandu Riono, belum ada kemungkinan itu (gelombang ketiga), belum nampak," ujarnya.
Siti Fadilah curiga penerapan PPKM level 3 di akhir tahun dikaitkan dengan kepentingan tertentu. Jika itu sebagai antisipasi gelombang ketiga, maka seharusnya pemerintah sudah punya bekal cukup dari gelombang kedua beberapa waktu lalu.
"Lho kok bisa digeser-geser ke Februari, untuk apa, untuk yang mengerti tentu ini sesuatu yang aneh. Apalagi berhentinya covid karena dengan cara tak biasa. Maka jangan aneh pula kalau rakyat curiga kalau Pemerintah menerapkan itu hanya karena sesuatu kepentingan tertentu," katanya lagi.
Berita Terkait
-
Kemenkes Pastikan Dosis Vaksin COVID-19 untuk Masyarakat Umum Tidak Berubah
-
Positif Covid-19 Indonesia Hari Ini Tambah 372, Kasus Aktif Naik Jadi 8.040 Orang
-
Mantan Kades Pasindangan Korupsi Bantuan Covid-19, Uang Digunakan Untuk Nyalon Pilkades
-
Tidak Ada Klaster Baru Covid-19, WSBK Mandalika Sukses Jalankan Protokol Kesehatan
-
Dari Satu Sekolah, Empat Siswa Kena Covid-19 Selama PTM di Jogja
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana
-
Analis: Masa Depan Politik Budi Arie Suram Usai Ditolak Gerindra dan PSI
-
Soal Anggota Polri Aktif di Kementan, Menteri Amran: Justru Sangat Membantu
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM
-
Raperda KTR Ancam 'Bunuh' Konser Musik Jakarta, Legislator: Banyak Mudharatnya
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya