Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan pembelaan untuk Menteri Sosial Tri Rismaharini yang tengah mendapatkan hujan kritikan pasca memaksa penyandang disabilitas tunarungu berbicara.
Hasto menyebut perjuangan Risma untuk kaum disabilitas telah terbukti jelas melalui rekam jejaknya.
“Apa yang dilakukan Ibu Risma adalah agar mereka mampu mengungkapkan seluruh ekspresinya dan kemudian menjadi sempurna karena karya dan daya ciptanya, tentu tak perlu diragukan,” kata Hasto usai acara peringatan HUT ke-17 Repdem di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/12/2021).
Hasto menganggap bahwa beragam kritikan serta apa yang dilakukan Risma pada saat acara itu hanya sebatas miskomunikasi. Ia kembali mengajak seluruh pihak untuk dapat melihat rekam jejak Risma selama ini terhadap kaum disabilitas.
Menurutnya, mantan wali kota Surabaya itu terus mengedepankan semangat kemanusiaan yang berkeadilan, sehingga mampu mengangkat disabilitas pada posisi sebagai warga negara Indonesia yang bisa berprestasi.
"Selama ini Ibu Risma dikenal publik telah mengangkat mereka setara, dengan membangun mereka agar memiliki semangat juang," tuturnya.
"Diperlakukan dengan setara itu yang lebih penting, bukan dikasihani. Tapi setara dengan memberi motivasi untuk menjadi warga negara Indonesia yang bangga dan justru mengangkat mereka hingga mampu menciptakan daya lebih dibanding yang lain. Terutama kesehatan mental, keteguhan dalam perjuangan. Itu yang dibangun Ibu Risma."
Risma Dikritik
Sebelumnya Risma dikritik seorang pria Tunarungu karena dinilai memaksa seorang anak yang menyandang tunarungu untuk berbicara di hadapan publik.
Baca Juga: Pemda DIY Minta Usut Video Diduga Siskaeee di Bandara DIY, Pejuang Tuli Kritik Pedas Risma
Dalam video yang tayang di kanal Youtube Kemensos RI tampak Risma meminta seorang anak penyandang tunarungu untuk berbicara di acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Hal itu lantas dikritik oleh pria yang juga menyandang tunarungu. Pria tersebut bernama Stefanus, perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gerkatin).
Pria tersebut tampak berbicara menggunakan bahasa isyarat yang kemudian diterjemahkan langsung oleh juru bicara bahasa isyarat.
"Ibu. mohon maaf, saya mau berbicara dengan ibu sebelumnya. Bahwasanya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar tapi tidak untuk kemudian dipaksa bicara. Tadi saya sangat kaget ketika ibu memberikan pernyataan. Mohon maaf, Bu, apa saya salah?" ucap Stefanus.
"Nggak, nggak," jawab Risma.
"Saya ingin menyampaikan bahwasanya bahasa isyarat itu penting bagi kami, bahasa isyarat itu adalah seperti mata bagi kami, mungkin seperti alat bantu dengar. Kalau alat bantu dengar itu bisa mendengarkan suara, tapi kalau suaranya tidak jelas itu tidak akan bisa terdengar juga," kata Stefanus.
Berita Terkait
-
Risma Paksa Tunarungu Bicara, Surya Sahetapy: Hindari Sikap Linguicism
-
Pemda DIY Minta Usut Video Diduga Siskaeee di Bandara DIY, Pejuang Tuli Kritik Pedas Risma
-
Mensos Risma Didesak Minta Maaf karena Paksa Seorang Tuli untuk Bicara
-
Viral Video Mensos Risma Paksa Anak Tuli Bicara, Benarkah Tuli Sudah Pasti Bisu?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian
-
Korlantas Polri Gelar Operasi Zebra 2025 dari 17 November, Ini Tujuan Utamanya