Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyatakan hasil survei pengalaman hidup perempuan pada tahun 2021, menunjukkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan.
Penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan tersebut kata Bintang, angka lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2016.
"Tahun 2021, menunjukkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dibandingkan tahun 2016, baik itu kekerasan yang dilakukan oleh pasangan selain baik itu dilakukan oleh pasangan. Demikian juga selain pasangan maupun kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan dengan referensi selama hidup," ujar Bintang di Kementerian PPPA, Jakarta, Senin (27/12/2021).
Ia mencontohkan kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan tahun 2021, dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usiai 15 sampai dengan 64 tahun selama hidupnya.
Angka tersebut, menurutnya turun dibandingkan pada tahun 2016 silam.
"Tentunya angka ini turun dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar 33,4 persen atau 1 dari 3," ucap dia.
Sementara kata Bintang, dari hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja juga menunjukan penurunan prevalensi kekerasan terhadap anak. Jumlah tersebut kata dia menunjukan hasil yang menggembirakan.
"Kalau kita melihat hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja tahun 2021, juga cukup menggembirakan karena secara umum, juga memperlihatkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap anak," tutur Bintang.
Bintang mengatakan, dilihat dari perbedaan gender dalam pengalaman kekerasan, anak laki-laki dan perempuan usia 13 sampai 17 tahun, sama-sama mengalami penurunan prevalensi kekerasan.
Baca Juga: Survei KemenPPPA: Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Menurun
Namun kata dia, pengalaman anak perempuan masih lebih banyak yang mengalami kekerasan. Pihaknya mencatat, pada tahun 2021 tercatat sebanyak 34 persen atau 3 dari 10 anak laki-laki dan 41,05 persen, atau 4 dari 10 anak perempuan usia 13 sampai 17 tahun pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya.
"Sementara pada tahun 2018, tercatat 62,3 per 1 persen atau 6 dari 10 anak laki-laki dan 62,75 persen atau 6 dari 10 anak perempuan mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya," kata dia.
Bintang melanjutkan, penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2021, tentunya merupakan buah dari berbagai upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan bersama-sama lintas sektor.
Kendati demikian, kata Bintang perlu dicermati bahwa meskipun data menggambarkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menurun namun angkanya masih memprihatinkan.
Karena itu, Bintang meminta semua pihak tak boleh berpuas hati dengan penurunan prevalensi kekerasan terhadap anak dan perempuan.
"Artinya apa, kita tidak boleh berpuas hati dan berhenti di sini saja , perjalanan kita masih panjang, karena seharusnya tidak boleh ada satupun anak, tidak boleh ada satupun perempuan yang mengalami kekerasan apapun alasannya," kata Bintang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara