Suara.com - Pandemi virus corona dan penguncian telah mengganggu jalannya kegiatan pendidikan jutaan siswa di India. Akibatnya, banyak anak-anak di India harus mengalami putus sekolah.
Raghav Paswan, seorang pedagang sayur dari Delhi timur memiliki dua orang anak yakni Vinita yang berusia 12 tahun dan Gita yang berusia 9 tahun. Namun, Vinita dan Gina sudah tidak bersekolah selama dua tahun terakhir karena pandemi.
Penghasilan Paswan yang tidak seberapa semakin merosot selama pandemi ini, sampai-sampai dia hampir tidak bisa memenuhi kebutuhan makan keluarganya.
Artinya, Paswan tidak memiliki cukup uang tersisa untuk menyekolahkan kedua anaknya. Vinita dan Gina yang putus sekolah akhirnya mengambil pekerjaan sambilan dan mulai bekerja bersama orang tua mereka untuk mendukung keuangan keluarga.
"Tidak ada pilihan, dan saya putus sekolah karena keadaan di rumah. Saya tidak tahu kapan saya akan kembali (sekolah)," tutur Vinita kepada DW.
Hal ini tidak terjadi kepada keluarga Paswan saja. Diperkirakan jutaan anak di India, terutama dari keluarga miskin, telah putus sekolah selama dua tahun terakhir karena situasi darurat kesehatan COVID-19 dan krisis ekonomi yang diakibatkannya.
Jutaan orang terputus dari akses pendidikan Sekolah-sekolah di seluruh India ditutup pada Maret tahun lalu untuk mengekang penyebaran virus corona.
Ada berbagai perkiraan mengenai berapa banyak anak yang terkena dampak akibat pandemi COVID-19.
UNICEF memperkirakan bahwa penutupan sekolah mempengaruhi sekitar 250 juta anak di India.
Baca Juga: Perayaan Natal di India diganggu Oleh Kelompok Garis Keras Hindu
Sebuah survei terhadap hampir 1.400 anak sekolah yang dilakukan oleh suatu organisasi pendidikan menemukan bahwa di daerah pedesaan, hanya 8% yang belajar daring secara teratur, 37% tidak belajar sama sekali, dan sekitar setengahnya tidak dapat membaca lebih dari beberapa kata.
Survei menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua ingin sekolah dibuka kembali sesegera mungkin.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pendidikan Daerah Terpadu India angka putus sekolah di tingkat sekolah menengah mencapai 17%.
"Pertama, secara relatif, proporsi yang lebih tinggi dari anak-anak yang saat ini tidak terdaftar dalam kelompok usia yang lebih muda mungkin disebabkan oleh fakta bahwa orang tua menunggu sekolah dibuka dan ketakutan akan infeksi mereda sebelum mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah," Rukmini Banerji, CEO Yayasan Pendidikan Pratham, mengatakan kepada DW.
"Namun, untuk mengamati apakah peningkatan pendaftaran ini diterjemahkan menjadi kehadiran yang berkelanjutan, pengumpulan data yang tepat waktu akan diperlukan bersama dengan ketersediaan data kehadiran publik," tambah Banerji.
Kesenjangan digital memperburuk masalah
Berita Terkait
-
Indra Sjafri Minta Diberi Waktu usai Timnas Indonesia U-23 Dibungkam India
-
Pelatih India Peringatkan Timnas Indonesia, Irak Lebih Kuat dari Arab Saudi
-
Indra Sjafri Tidak Mau 'Negatif Thinking' soal Rafael Struick
-
Kalah dari India, Indra Sjafri Minta Diberi Waktu untuk Berproses
-
Ini Target Indra Sjafri Saat Timnas Indonesia U-23 Uji Coba Melawan India
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla
-
Wajar Kepala Daerah Ngamuk, Ini Sederet Masalah jika TKD Dipotong Kemenkeu