Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan saat ini merupakan masa yang sulit, tidak hanya dirasakan seluruh negara, tetapi di Indonesia.
Jokowi mengungkapkan, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi dan Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya kepastian global yang semakin meningkat.
"Saat yang tidak gampang bagi seluruh negara, bagi semua negara, termasuk negara kita Indonesia sangat sulit dan kita tahu revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, kemudian dibarengi dengan adanya pandemi, betul-betul menyebabkan ketidakpastian global yang semakin meningkat," ujar Jokowi dalam sambutannya di acara Dies Natalis Ke 67 Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022).
Ia menuturkan ada keragu-raguan semua pemimpin dalam memutuskan sesuatu.
"Keragu-raguan semua pemimpin dalam memutuskan sesuatu, karena setiap hari bisa berubah,setiap minggu bisa berubah, setiap bulan bisa berubah keadaannya selalu tanpa kepastian yang jelas," papar Jokowi.
Selain itu, kompleksitas masalah yang datang bertubi-tubi sebelumnya tidak diperhitungkan dan dikalkulasi oleh negara manapun, sehingga muncul karena pandemi dan disrupsi teknologi.
Jokowi menyebut, masalah munculnya kelangkaaan energi di banyak negara, kelangkaan pangan di beberapa negara, kelangkaan kontainer yang juga tak pernah terkalkulasi, menyebabkan distribusi logistik semua negara terganggu.
"Juga kenaikan inflasi yang nggak pernah kita perkirakan, muncul di semua negara, semua negara takut yang namanya kenaikan inflasi, juga kenaikan harga produsen, karena semua bahan baku naik Ada kenaikan harga produsen yang nanti imbasnya akan menyebabkan juga kenaikan harga konsumen," katanya.
Hal -hal tersebut, kata Jokowi yang menyebabkan kompleksitas masalah menjadi bermunculan terus-menerus. Sehingga, Jokowi mengatakan diperlukan sebuah kepemimpinan global yang dapat membuat semua kembali menjadi pasti.
Baca Juga: KPK Tak Segera Usut Gibran dan Kaesang, Nama Besan SBY Disinggung
"Inilah yang sangat tidak mudah dan saat ini kita menjadi keketuaan di negara negara G20, negara dengan GDP terbesar di dunia," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?