Suara.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memerintahkan semua keluarga staf kedutaan mereka di Ukraina untuk meninggalkan negeri tersebut di tengah kemungkinan adanya serangan Rusia.
Deplu AS mengatakan anggota keluarga dari staf kedutaan di Kyiv jika mereka harus meninggalkan negeri itu.
Dikatakan juga staf yang tidak termasuk pekerja esensial untuk meninggalkan Ukraina dengan biaya yang ditanggung Pemerintah Amerika Serikat.
Tindakan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan yang dilakukan militer Rusia di kawasan perbatasan dengan Ukraina.
Meski ada pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa (Swiss), ketegangan masih belum mereda.
Pejabat Deplu AS menekankan bahwa kedutaan mereka di Kyiv tetap buka dan pengumuman tersebut bukan berarti sebagai tindakan evakuasi.
Langkah tersebut sudah dipertimbangkan sebelumnya dan tidak menunjukkan berkurangnya dukungan AS terhadap Ukraina, kata pejabat Amerika Serikat.
Dalam pernyataannya, Deplu AS menekankan laporan terbaru jika Rusia berencana melakukan aksi militer signifikan terhadap Ukraina.
Namun Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh negara-negara NATO meningkatkan ketegangan dengan menyebarkan berbagai informasi tidak benar.
Baca Juga: Antisipasi Serangan Rusia, AS Kirim 80 Ton Senjata Ke Ukraina Senilai Rp 2,86 Triliun
Departemen Luar Negeri AS menambahkan: "Kondisi keamanan, khususnya di sepanjang perbatasan Ukraina, di Krimea yang diduduki Rusia, dan di Ukraina timur yang dikuasai Rusia, tidak dapat diprediksi dan dapat memburuk dengan sedikit pemberitahuan. Demonstrasi, yang terkadang berubah menjadi kekerasan, terjadi secara rutin di Ukraina, termasuk di Kyiv."
Petunjuk perjalanan, yang sebelumnya sebuah peringatan untuk tidak ke Ukraina karena COVID, telah diubah hari Minggu dengan peringatan yang lebih kuat akibat kemungkinan serangan militer.
"
"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan COVID-19. Hati-hati di Ukraina karena meningkatnya kriminal dan kerusuhan sipil. Di beberapa daerah risikonya semakin tinggi," demikian pernyataan Deplu AS.
"
AS pertimbangkan kirim pasukan
Amerika Serikat sudah mengirimkan bantuan militer ke Ukraina, namun sejauh ini belum menawarkan personel untuk dikirim ke sana.
Berita Terkait
-
Berapa Biaya Kuliah di Universitas Borobudur? Kampus S3 Ahmad Sahroni
-
Termasuk Manajer Delta Spa! Polisi Periksa 3 Saksi Penting di Kasus Kematian Terapis 14 Tahun
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Dicari Lulusan D3-S1! Lowongan Kerja Transjakarta Oktober 2025 dan Kisaran Gajinya
-
7 Sunscreen Korea Terbaik untuk Flek Hitam dan Cegah Kanker Kulit
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
Terkini
-
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Vonis Bersalah Warga Adat Maba Sangaji
-
Biodata dan Kekayaan Steve Forbes yang Dibuat Terbahak oleh Candaan 'Kampus Oxford' Prabowo
-
Era Patrick Kluivert Resmi Berakhir, Suara dari Parlemen Ingin Shin Tae-yong Kembali
-
Tragis, 11 Warga Adat Maba Sangaji Divonis Bersalah saat Memprotes Tambang Diduga Ilegal
-
Soal Dugaan Peredaran Narkoba di Lapas, Dirjen IMIPAS: Kita Sudah Melakukan Pengawasan
-
LRT Jakarta Prioritaskan Rute ke JIS-PIK 2, Opsi ke Dukuh Atas Dikesampingkan, Ini Alasannya
-
LRT Jakarta Prioritaskan Rute ke JIS-PIK 2, Opsi ke Dukuh Atas Dikesampingkan, Ini Alasannya
-
BNI Mendukung Pembangunan dan Operasional 500 MW Geothermal Energy PT Geo Dipa Energi (Persero)
-
Mimpi 287 Juta Rakyat Indonesia 'Dikubur' Kluivert, Istana Minta PSSI Gercep Cari Penggatinya
-
Dapat Lampu Hijau dari KPK, Pramono 'Gatel' Mau Bereskan Tiang Monorel Mangkrak di Kuningan