Suara.com - Secara perlahan berpergian ke penjuru dunia mulai lebih mudah dibandingkan saat awal pandemi COVID-19, termasuk ke Australia.
Namun Paul Griffin, pakar masalah virus di Australia mengatakan dengan masih berlanjutnya penularan kasus COVID-19 di berbagai bagian dunia, akan sulit memperkirakan apa yang terjadi di tahun 2022.
"Kalau rencana liburan bisa ditunda, saya rasa itu yang terbaik dilakukan, khususnya karena sistem kita baru saja berangsur kembali," kata Dr Griffin.
Perjalanan ke luar negeri dengan pesawat terbang tidak lagi sesederhana membeli tiket kemudian bisa naik pesawat.
Berbagai persiapan harus dilakukan, seperti yang diceritakan wartawan ABC Britney Kleyn yang melakukan perjalanan dari Brisbane, ibu kota Queensland, ke Los Angeles, Amerika Serikat bulan ini.
Selain memastikan ia sudah mendapatkan vaksinasi penuh dua dosis, Britney juga harus mendapatkan hasil tes PCR negatif maksimal 24 jam sebelum keberangkatan.
Karena sulitnya untuk bisa melakukan tes di pusat tes COVID dekat rumahnya, Britney memutuskan untuk tiba di bandara 24 jam sebelum berangkat dan hasilnya didapatkan sesaat sebelum pesawat lepas landas.
Walau dia tidak memiliki gejala sama sekali, Britney merasa masih cemas ketika menunggu hasil tes keluar.
Karena bila hasilnya negatif, seluruh rencana perjalanannya ke Amerika Serikat harus dibatalkan.
Baca Juga: Citilink Alihkan Penerbangan dari Halim Perdanakusuma ke Bandara Soekarno-Hatta
"Saat ini ada begitu banyak kecemasan terkait dengan itu," kata Pierre Benckendorff, peneliti perilaku perjalanan di University of Queensland.
Dr Benckendorff mengatakan ada banyak kendala yang dihadapi pelaku perjalanan setelah pandemi.
"Rasa sabar, kita harus benar-benar sabar untuk mengerti jika rencana perjalanan kita akan terganggu, terutama bila kita di luar negeri dan terkena COVID," katanya.
"Saya kira dunia penerbangan dan perjalanan baru akan pulih, seperti sebelum tahun 2019, paling cepat sekitar tahun 2024, jadi masih dua tahunan lagi."
'Tak mau mengambil risiko apa pun'
Maddy Black, 24 tahun, pindah dari Brisbane ke Uni Emirat Arab tiga tahun lalu.
Maddy adalah pesepeda profesional untuk Kepolisian Dubai dan belum bisa kembali ke Australia karena Australia pernah mengharuskan karantina wajib di hotel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Okky Madasari: Dalam Waktu Setahun Prabowo Bisa Membangun Ulang Kekuatan
-
Amandla! Awethu! Ini Makna Teriakan Prabowo dan Presiden Afrika Selatan
-
LPEI Buka Suara soal Kasus Korupsi Pemberian Kredit, Hormati Proses Hukum
-
Disentil Menkeu Purbaya Soal Dana Mengendap, KDM: Itu Kas Daerah, Bukan Deposito!
-
Pegawai Laporkan Kepala SPPG di Bekasi ke Polisi: Ngaku Dilecehkan, Dimaki hingga Dilarang Berhijab!
-
Ijazah Gibran Digugat Rp125 T, Posisi Wapres di Ujung Tanduk? Hensat: Ini Bahaya
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Gaduh Laporan 'Ujaran Kebencian' Bahlil, Golkar Panggil Pelapor: Siapa yang Suruh?
-
Kelamin Suami Dipotong Istri Gara-gara Chat, Korban Naik Motor Sendiri ke RSCM Bawa Potongannya
-
Pakai Kacamata Hitam, Begini Momen Prabowo Sambut Kunjungan Presiden Brasil Lula di Istana Merdeka