Suara.com - Beredar unggahan seorang warganet yang mengeluhkan mengenai pelayanan di salah satu tempat wisata di daerah Yogyakarta, yakni Heha Ocean View.
Dalam video yang diunggah oleh akun Twitter @merapi_uncover, Sabtu (29/1/2022), seorang pengunjung mengeluhkan bahwa destinasi wisata itu dinilai tidak ramah untuk photoshoot.
Sesi foto prewedding
Seorang pengunjung itu menjelaskan bahwa ia dan tim akan menjalani sesi foto prewedding di tempat wisata tersebut. Ia menilai bahwa charge yang dikenakan cukup mahal.
Ia lalu memutuskan untuk mengambil paket yang paling mahal kisaran harga Rp1 juta. Dari paket tersebut, ia mendapatkan sesi foto selama 3 jam.
"Dapat 3 jam sesi 5 tiket, 2 spot foto masing-masing 15 menit," tulisnya.
Sesampainya mereka di spot foto, mereka langsung mengambil sesi di tempat yang telah ditentukan.
Mereka lalu memutuskan untuk menambah spot foto. Namun, petugas tempat wisata menyatakan bahwa jika untuk sesi prewedding, tim harus membayar dua kali lipat dari tamu biasa.
"Karena merasa waktunya sangat singkat akhirnya kita tambah spot. Dan tim jaga dari heha bilang kalo untuk prewedding bayarnya 2x lipat dari tamu reguler," lanjutnya.
Baca Juga: Kisah Haru Driver Ojol Difabel, Bikin Kaki Palsu dari Knalpot Motor Usai Kakinya Diamputasi
Khusus untuk prewedding berdua menjadi Rp80 ribu karena per orang dikenai biaya Rp20 ribu dikali dua menjadi 40 ribu perorangnya.
Petugas tempat wisata itu juga menentukan waktunya hanya bisa 10 menit untuk sesi foto tambahan tersebut.
"Sebelum sesi tambahan kita minta tiketnya, terus kata tim jaga, nanti aja kak gakpapa," lanjutnya.
Kena biaya tambahan
Selesai sesi prewedding, mereka mengaku dipanggil oleh pihak manajemen dan terkena charge tambahan yang harganya jauh lebih besar dari harga paket yang ditawarkan.
"Nah, ketika mau pamit pulang eh kita dipanggil sama management dan ternyata kita dikenakan charge tambahan yang jauh lebih besar dari harga paket, yaitu 1,6 juta," lanjutnya.
Saat mereka meminta rincian dari total charge yang dikenakan, mereka tidak menyangka bahwa harga yang dikenakan tersebut dihitung per 2 menitnya.
Bahkan, mereka sempat terlibat perdebatan dengan tim manajemen. Hal itu karena aturan harga yang disampaikan tim jaga dan manajemen berbeda.
"Debat panjang lebar, management tetep kekeuh dengan aturan itu sedangkan yang disampaikan oleh tim jaga berbeda," lanjutnya.
Mereka lalu mendatangi tim yang berjaga saat itu untuk berbicara. Namun, hal yang disampaikan tim jaga ternyata berbeda dengan apa yang disampaikan sebelumnya.
Tim foto prewedding pun menunggu petugas yang berjaga untuk berbicara jujur. Pada akhirnya, petugas jaga mengaku kalau ada kesalahan informasi.
Lebih lanjut, mereka tetap harus membayar charge tambahan dan mengaku sangat kecewa dengan sistem dari pihak tempat wisata tersebut.
"Nasi sudah menjadi bubur. Akhirnya kita tetap harus membayar charge tambahan dan pulang dengan rasa kekecewaan untuk yang pertama dan terakhir kali," pungkasnya.
Tanggapan warganet
Sementara itu, video berisi keluhan pengunjung itu telah mendapat lebih dari 900 tanda suka dan 400 retweet.
"Udah lama gak feel sama tempat itu, masa masuk ke situ dikit-dikit bayar, apa-apa bayar. Belum makan belum minum duit udah tipis," tulis seorang warganet.
"Orang-orang yang dateng ke sini kebanyakan cuma atas dasar penasaran menurutku, mereka datang sekali abis itu udah, kenapa? Karena banyak dibikin kecewa dalam macam-macam hal," ujar warganet.
"Sejak denger dari awal pembukaan dan sampai sekarang pun ga tertarik samsek hahaha. Mending ke lokasi wisata lain deh," ungkap wargnet.
"Pernah diajakin ke sini pas pulkam lebaran kemarin, lihat review di maps "per spot foto dikenakan charge" langsung skip, gak dulu. Lalu ku memutuskan untuk ke malioboro beli oleh-oleh aja," imbuh yang lain.
Melakukan mediasi
Pihak yang melakukan sesi prewedding dan pihak tempat wisata telah melakukan mediasi dan masalah sudah beres.
"Kemarin pihak terkait sudah menghubungi dan setelah mediasi semuanya sudah clear. Intinya yang kita review bukan pembayaran tapi soal sistem," ujarnya.
Berita Terkait
-
Begini Jadinya Penjual Bensin Eceran 'Sabotase' SPBU Resmi, Rezeki Enggak Ke Mana Memang
-
Viral Video Kurir Diduga Ditampar dan Dimaki Penerima Paket, Warganet Ramai Berdebat
-
Sempat Jadi Selter Isolasi Covid-19, Rusunawa di Jogja Ini Sudah Bisa Disewa Masyarakat
-
Viral Tampilan Baru Seragam Satpam, Warganet: Kayak Baju Polisi India
-
Viral Penampakan Indekos, Kamar Mandinya Dua Pintu, 'Indahnya' Berbagi
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!