Suara.com - Anggota DPR Komisi III fraksi Demokrat, Santoso, mengatakan bahwa Polri bukan lah alat pemerintah. Menurutnya, tugas Polri harus melindungi dan menciptakan rasa aman terhadap masyarakat.
Pernyataan Sanstoso tersebut berkaitan dengan peristiwa pengepungan aparat yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022) kemarin.
"Polri adalah alat negara bukan alat pemerintah, jadi tugas utamanya adalah melindungi rakyat bukan menganiaya rakyat," kata Santoso saat dihubungi, Rabu (9/2).
Menurutnya, pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan hidup dan merampas hak rakyat untuk hidup mendiami wilayah di mana rakyat tinggal.
"Tidak boleh ada jargon demi kepentingan pembangunan maka rakyat dikorbankan dan lingkungan hidup dihancurkan. Bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan antara lingkungan hidup kepentingan hidup rakyat adalah seperti 2 mata uang yang tidak dapar dipisahkan satu sama lain," ungkapnya.
Lebih lanjut, Santoso mengatakan pimpinan Polri tugas dan kewajiban agar polisi tetap pada tugasnya wajib melindungi rakyat terutama warga Desa Wadas.
"Pimpinan Polri memiliki tugas dan kewajiban agar Polri tetap dlm posisi melindungi masyarkat desa Wadas dari intimidasi dan melakukan tindakan jika ada agar Polri yang melakukan pelanggaran atas penanganan masalah tersebut," tandasnya.
Berita Terkait
-
Pengukuran Tanah Terus Berlanjut, Video Sejumlah Polisi Bermotor di Wadas Kembali Viral
-
Sempat Diamankan 66 Warga Wadas Dibebaskan Polisi, Diberi Sembako hingga Dana Tali Asih
-
Klaim Sudah Kirim WA ke Kapolri, DPR Minta Seluruh Warga Wadas yang Ditahan Polisi Segera Dibebaskan
-
Pembangunan Bendungan Bener, Polisi: Sebaiknya Warga Desa Wadas Terus Bermusyawarah Agar Tetap Rukun
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram