Suara.com - Sejumlah aksi protes menentang mandat vaksinasi virus Covid-19 yang dimulai oleh para supir truk di Ibu Kota Kanada, Ottawa, dan menyebar ke perbatasan Amerika Serikat (AS)-Kanada, telah menyebabkan munculnya aksi-aksi tiruan di Eropa dan tempat lain di dunia.
Polisi Kanada pada Sabtu (12/2) pagi mulai mengusir para demonstran, yang memblokir Jembatan Ambassador, penghubung penting antara kedua negara. Berbagai laporan media mengatakan ketegangan mereda ketika polisi membujuk para demonstran untuk memindahkan truk-truk mereka.
Namun, para pengunjuk rasa terus berdatangan. Mereka berkumpul beberapa blok dari tempat itu dan menguasai jalan menuju ke jembatan. Hingga malam hari, lalu lintas belum juga pulih di Jembatan Ambassador.
"Kami mengapresiasi kerja sama para demonstran pada saat ini dan kami akan terus berusaha mengatasi demonstrasi secara damai. Hindari area itu!" cuit kepolisian Windsor. Ditambahkannya, tidak ada yang ditangkap.
Para pengemudi truk itu menuntut diakhirinya pembatasan kegiatan masyarakat terkait virus corona. Mereka memulai protes "Konvoi Kebebasan" yang menyebabkan penutupan jembatan antara kota Detroit di Michigan, AS dengan Kota Windsor di Ontario, Kanada. Aksi itu juga menutup beberapa titik penting lain yang menghubungkan kedua negara itu.
Protes-protes itu telah memicu demonstrasi "Konvoi Kebebasan" di Prancis, Australia dan Selandia Baru.
Di Paris pada Sabtu (12/2), para demonstran dalam kendaraan menghambat lalu lintas di sekitar monumen Arc de Triomphe. Mereka mengabaikan perintah yang melarang mereka memasuki kota itu untuk berdemonstrasi. Polisi mengatakan mereka menyetop 500 kendaraan dan mengeluarkan 300 surat tilang.
Aksi-aksi anti-vaksinasi yang diadakan dalam beberapa hari belakangan di Selandia Baru dan Australia meraih momentum pada Sabtu (12/2), ketika para demonstran memblokir jalan-jalan dan mengusik kehidupan di ibu kota. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Sampai Bikin Tenda, Sudah 4 Hari Gedung Parlemen Selandia Baru Digeruduk Demonstran, Tuntut Pembatasan Covid-19 Dicabut
-
Waduh, PM Selandia Baru Prediksi Bakal Ada Varian Baru COVID-19 Merebak di Tahun 2022
-
Demonstran Anti Vaksin di Kanada Bikin Rusuh, Aktivitas di Kota Ottawa Terhambat
-
Ratusan Orang Kanada Terkena Penyakit Misterius yang Menyerang Kemampuan Otak
-
Penduduk Kanada Alami Penyakit Gangguan Otak Misterius, Sampai Lupa Cara Tulis Huruf Q!
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
Terkini
-
UMP Jakarta 2026 Bisa Tembus Rp 6 Juta? Begini Respons Pramono Anung
-
Bahlil Minta Cak Imin Taubat Nasuha Juga, Tegaskan Evaluasi Menteri Hanya Hak Presiden
-
Ancaman Belum Selesai, Indonesia Disebut Belum Usai dengan Siklus Bencana
-
Pemerintah Beri Relaksasi Pelunasan Biaya Haji untuk Calon Jemaah di Tiga Provinsi
-
Korban Tembus 770 Jiwa, Muzani Beberkan 'Kalkulasi' Pemerintah Soal Status Bencana Nasional
-
Mendagri Tito Minta Daerah Bersolidaritas untuk Bencana Sumatra: Waktunya Kepala Daerah Saling Bantu
-
Jakarta di Bawah Tekanan Cuaca Ekstrem: Seberapa Siap Kita?
-
Malam Panjang di Stasiun Cikarang, Lantai Peron Jadi Tempat Tidur Penumpang: Mungkinkah KRL 24 Jam?
-
Ironi Pahit: Rumah Sendiri Jadi Lokasi Paling Sering Terjadinya Kekerasan Seksual pada Perempuan
-
Neraka Itu di Kediaman Sendiri, Mengapa Rumah Jadi Tempat Paling Berbahaya Bagi Anak di Jakarta?