Suara.com - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengatakan permasalahan teknis penyelenggaraan Pemilu 2019 harus menjadi refleksi dan evaluasi dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
"Beberapa problematika teknis dalam penyelenggaraan pemilu 2019 harus menjadi refleksi dan evaluasi mendalam kita, terutama terkait dengan profesionalisme dan ketertiban dalam penyelenggaraan tahapan," kata Titi diskusi pemilu yang disiarkan Youtube Radio Elshinta, Senin (14/2/2022).
Ia mengharapkan dengan melakukan evaluasi, diharapkan Pemilu 2024 berjalan lancar tanpa ada kendala. Titi juga menyoroti manajemen logistik, kesiapan petugas penyelenggara Pemilu dan lainnya.
Selanjutnya Titi menyoroti beban kerja petugas penyelenggara Pemilu. Ia mengingatkan, jangan sampai Pemilu 2024 tercederai dengan adanya korban jiwa akibat kelelahan dalam bertugas sebagai petugas penyelenggara Pemilu.
"Kita tentu tidak menginginkan diplomasi demokrasi kita tercerai karena adanya korban jiwa akibat ekses kelelahan dalam menyelenggarakan agenda elektoral," ucap Titi.
"Pemilu itu kan harusnya damai dan adil. Damai itu bukan hanya tidak terjadi peperangan dan sebagainya, tetapi juga memberikan kedamaian dan keadilan bagi seluruh aktor yang terlibat," sambungnya.
Titi juga menyoroti adanya korban jiwa saat penyelenggaraan Pemilu pada Pilpres 2019 lalu. Sebanyak 894 petugas Pemilu yang meninggal dunia dan sekitar 5.000 lebih sakit akibat kelelahan.
"Jangan sampai kejadian Pemilu 2019 yang memakan korban petugas terulang," papar Titi.
Karena itu, Titi mengharapkan bagaimana penyelenggara Pemilu menjadikan Pemilu 2024 sebagai Pemilu yang mudah. Pasalnya, masalah mendasar dalam Pemilu yaitu tingginya surat suara tidak sah atau invalid vote.
"Pemilih sudah datang ke TPS memberikan suara tapi ada 11,12 persen atau setara 17,5 juta yang suaranya tidak sah. Artinya pemilu kita ini sebagai instrumen daulat rakyat, tapi terdistorsi oleh rakyat atau pemilih yang masih kesulitan di dalam memberikan suara," katanya.
Berita Terkait
-
Launching Hari Pemungutan Suara Pemilu Serentak, Ketua KPU: Ini Sosialisasi agar Masyarakat Aware dan Berpartisipasi
-
Menhan Prabowo Subianto Dianggap Paling Pantas Jadi Suksesor Jokowi pada Pilpres 2024
-
Siapkan Inovasi Digitalisasi dan sistem Teknologi informasi untuk Pemilu 2024, KPU singgung Persoalan Sipol
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK
-
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Arsul Sani Masuk Babak Baru, Kini Ada Aduan Masuk ke MKD DPR RI
-
Menpar Kena 'Sentil' Komisi VII DPR, Proyek Lift Kaca di Pantai Kelingking Turut Disinggung
-
Waspada Game Online Terafiliasi Judol Ancam Generasi Muda, Aparat Didesak Bertindak Tegas
-
'Nanti Diedit-edit!' Arsul Sani Pamer Ijazah S3 Asli, Tapi Takut Difoto Wartawan
-
Seribu Keluarga Lulus Jadi PKH, Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Kemandirian Warga
-
Apresiasi Kejujuran, KPK Undang 6 Siswa SD Penemu Ponsel untuk Podcast Antikorupsi
-
Dituduh Pakai Ijazah Palsu, Hakim MK Arsul Sani Buka Suara: Nanti Diedit-edit, Saya Pusing
-
Dituduh Palsu, Hakim MK Arsul Sani Pamerkan Ijazah Berikut Transkrip Nilainya: Ini yang Asli!