Suara.com - Masyarakat Indonesia pasti kenal dengan Wayang Kulit. Wayang kulit merupakan satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia yang masih mampu bertahan dan masih mendapatkan tempat di hati masyarakat luas, khususnya orang Jawa. Keberlangsungan tradisi pewayangan di Indonesia bahkan mendapatkan perhatian dari PBB, sehingga PBB mengeluarkan pengakuan bahwa Wayang adalah karya agung dunia.
Bagi orang Jawa mungkin Wayang Kulit bukan sesuatu yang mengherankan atau mengundang pertanyaan, tetapi sebenarnya Wayang Kulit adalah sebuah maha karya yang unik. Yuk, cari tahu lebih dalam soal sejarah, jenis, hingga fungsi Wayang Kulit!
Sejarah dan Fungsi Wayang Kulit
Sejarah Wayang Kulit memang sangat panjang. Melansir laman Indonesiakaya, catatan tertua tentang Wayang Kulit atau Wayang Purwa ada di dalam Prasasti Kuti bertarikh 840 M dari Joho, Sidoarjo, Jawa Timur.
Prasasti ini menyebutkan kata haringgit atau dalang. “Haringgit adalah bentuk halus dari kata ringgit. Kata ini sampai sekarang masih ada dalam bahasa Jawa, yang berarti wayang,” catat Timbul Haryono, yaitu guru besar arkeologi Universitas Gadjah Mada, dalam “Masyarakat Jawa Kuna dan Lingkungannya Pada Masa Borobudur” termuat di 100 Tahun Pasca Pemugaran Candi Borobudur.
Keterangan tentang Wayang Kulit juga terdapat pada relief di candi-candi Jawa Timur abad ke-10 seperti Candi Surawana, Candi Jago, Candi Tigawangi, dan Candi Panataran. Kehadiran Wayang Kulit dalam relief candi di tiga tempat berbeda tersebut menunjukkan kesenian ini telah menyebar ke berbagai wilayah.
Kemudian perkembangan Wayang Kulit memasuki babak baru pada masa kesultanan Islam. Wayang Kulit tidak lagi eksklusif milik lingkungan istana saja. Namun, para pendakwah Islam di Jawa membawa Wayang Kulit ke masyarakat akar rumput, dan mereka juga mengubah bentuk-bentuk Wayang agar sejalan dengan ajaran Islam dan tujuan dakwah.
Beberapa pendakwah Islam itu juga seorang dalang yang andal, salah satu yang paling terkenal adalah Sunan Kalijaga. Lalu sejak kemerdekaan, Indonesia memiliki sejumlah Sekolah Tinggi dengan jurusan pedalangan di mana dari lembaga inilah, kemungkinan baru terhadap pengembangan Wayang Kulit bergulir.
Mengenal Jenis-jenis Wayang Kulit
Baca Juga: Profil Sunan Kalijaga, Anggota Walisongo yang Disebut-sebut Sebagai Pencipta Wayang Kulit
Selain Wayang Kulit, ada juga jenis wayang yang populer di Indonesia. Ada Wayang Beber yang merupakan salah satu wayang tertua yang ada di Indonesia. Nama Beber sendiri diambil dari cara memainkannya yaitu dengan cara membeberkan atau dibentangkan.
Ada juga Wayang Golek yang merupakan salah satu wayang yang terkenal dan banyak tersebar pada daerah pulau Jawa bagian Barat. Wayang Golek ini termasuk ke dalam salah satu wayang yang lebih muda usianya karena pertama kali dikenal pada sekitar abad ke-17. Dalam pertunjukkan Wayang Golek sedikit berbeda karena tidak menggunakan bahasa Jawa, tapi menggunakan bahasa Sunda.
Demikian penjelasan wayang kulit mulai dari sejarah, jenis hingga fungsinya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam