Suara.com - Koordinator Nasional Forum Solidaritas Kemanusiaan atau Kornas FSK, Sudirman Said mengkritik Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang cenderung menutup-nutupi keadaan sebenarnya terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sehingga ia menilai ada yang salah sehingga menyebabkan terjadi insiden kisruh antara aparat dan warga menolak penambangan batuan andesit material untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.
"Saya melihat itu pasti ada yang salah, terlebih lagi ketika menyaksikan penjelasan pak Menko Mahfud dan juga pak Gubernur Ganjar ada kecenderungan menutupi keadaan. Karena jelas sekali di lapangan terjadi banyak hal," kata Sudirman dalam sebuah diskusi tentang Wadas, Selasa (15/2/2022).
Terlebih Sudirman menyayangkan sikap Mahfud MD yang menutupi keadaan di Desa Wadas seolah tak terjadi masalah apapun. Mahfud kata Sudirman juga tak memberikan penjelasan yang mendinginkan suasana kepada publik.
"Sayang betul ya Pak Menko yang seharusnya memberikan keterangan yang mendinginkan publik, tapi malah justru cenderung menutupi keadaan, cenderung mensimplifikasi situasi seolah-olah tidak rumit," ujar Sudirman.
Sudirman mengatakan bahwa dari temuan Komnas HAM dan Komisi III DPR di lapangan, terjadi kekerasan oleh aparat. Janji yang tidak tepati, ada trauma dari kaum perempuan dan anak-anak.
"Ada akar konflik yang cukup panjang ternyata ini bukan sekedar orang datang mengukur ditolak, tapi ada cerita-cerita sebelumnya yang tersimpan di hati masyarakat," ujarnya.
"Jadi kita mengerti konon sampai-sampai listrik dimatikan, meskipun PLN menjelaskan itu karena ada petir, tapi internet juga diputuskan itu diamini oleh sebagian anggota DPR yang datang ke sana," ungkap Sudirman.
Belum lagi kata Sudirman adanya dugaan penyelundupan hukum soal surat keputusan tentang pembangunan Bendungan Bener, dengan lokasi penambangan batu andesit di Desa Wadas.
Baca Juga: Loyalis Ganjar Beri Jawaban Menohok soal Keluhan Puan Maharani Tak Disambut Gubernur
"Ada dugaan dari penyelundupan hukum. Jadi betul waduknya adalah proyek strategis nasional, tapi penambangan batuan andesit tadi diproyekan yang menimbulkan kisruh, meskipun dikatakan ada juga yang belum terpenuhi, meskipun sudah digunakan untuk waduk, tapi ternyata ganti rugi belum dibayar," ucap dia.
Mantan Menteri ESDM itu menyebut dalam mengelola krisis manajemen, yang harus dilakukan yakni pertama menjelaskan fakta yang terjadi sebenarnya. Pasalnya, semakin ditutup-tutupi kredibitas pemerintah akan semakin menurun.
Karena ia menilai ada saluran komunikasi yang tersumbat yang tidak ditangkap oleh para pengambil kebijakan.
Berita Terkait
-
Loyalis Ganjar Beri Jawaban Menohok soal Keluhan Puan Maharani Tak Disambut Gubernur
-
Polemik Wadas, Anggota DPR Sebut Pemilik Lahan yang Dibebaskan Belum Tahu Kompensasi Ganti Rugi Penambangan Batu Andesit
-
Nasdem Pertimbangkan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo hingga Ridwan Kamil untuk Pilpres 2024: 'Kita Putuskan Tahun 2023'
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra