Suara.com - Anggota Komisi III DPR Muhammad Nasir Djamil mengemukakan masyarakat yang menolak penambangan batuan andesit material untuk pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo lebih banyak jumlahnya, jika dibandingkan warga yang setuju.
Pernyataan Nasir tersebut disampaikan, setelah Komisi III menjumpai warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
"Tentu saja jumlahnya lebih mayoritas yang tidak setuju dibandingkan dengan yang setuju," ujar Nasir dalam diskusi 'Wadas : Panggilan Kemanusiaan Dalam Pembangunan' pada Selasa (15/2/2022).
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu terjadi pengerahan aparat kepolisian dalam proses pengukuran di tanah Desa Wadas yang akan dijadikan lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo.
Aparat kepolisian juga melakukan kekerasan terhadap warga yang menolak pembangunan Bendungan dengan menangkap 64 orang Warga Wadas, termasuk anak-anak dan lansia.
Kendati demikan, kata Nasir, hingga kini warga yang setuju terkait pembebasan lahan untuk penambangan batu andesit belum mengetahui berapa ganti rugi yang didapatkan.
Sehingga kata dia, belum jelas kompensasi yang didapat warga yang setuju dengan pembebasan lahan untuk penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener
"Yang setuju saja sampai hari ini masih kabur yang terkait dengan kompensasi yang akan mereka terima. Dan jumlah mereka itu sedikit dibandingkan dengan mereka yang menolak pembebasan lahan tersebut. Jadi itu yang kami dapatkan. Dan kami berdialog dengan masyarakat yang setuju dan jumlahnya minoritas," ucap dia
Sementara itu, alasan warga yang menolak pembebasan lahan untuk penambangan batu andesit karena tak ingin peristiwa banjir besar kembali terjadi. Nasir menjelaskan pada tahun 1988 silam, terjadi banjir besar di Desa Wadas.
"Mereka menolak, karena tadi itu mereka ingin lingkungan mereka seperti ini karena tahun 1988. Kalau tidak salah ada banjir besar di Desa Wadas itu dan oleh karena itu mereka tidak ingin kemudian peristiwa-peristiwa ini terulang kembali dan mereka tidak ingin lingkungan mereka itu terancam," ucap Nasir.
Selain itu, Nasir menuturkan wilayah tersebut merupakan mata pencaharian warga yang sehari-hari bercocok tanam di lahan tersebut.
"Karena memang lahan itu adalah tempat mereka dan bercocok tanam, mata pencaharian mereka dan itu adalah bagian dari ekosistem di desa Wadas yang luas yaitu 400 hektare."
Adapun lahan yang akan dibebaskan untuk penambangan batu andesit yakni 160 hektar. Kemudian lahan yang akan digali sekitar 64 hektare.
Masih menurut Nasir, proyek Waduk Bener menurut Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) membutuhkan sekitar 8 juta meter kubik batu andesit.
"Sementara batu andesit yang akan diambil itu sekitar 16 juta meter kubik. Jadi pertanyaannya sisanya itu kemana? alasan mereka kenapa diambil 16 juta? Karena tidak semuanya nanti akan bisa dipakai," katanya.
Berita Terkait
-
Meski Alasan Bangun Bendungan, Pengamat: Penambangan Batu Andesit Wadas Tetap Wajib Miliki Izin Usaha Pertambangan
-
Anggota Komisi III DPR Tegaskan Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas Bukan Proyek Strategis Nasional
-
Andi Arief Singgung Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Soal Tambang Andesit di Wadas, Demokrat Tantang Hasto Buka-bukaan
-
Komnas HAM Ungkap Adanya Kekerasan Aparat Kepolisian hingga Trauma Perempuan dan Anak Warga Desa Wadas
-
Investigasi Kasus Wadas, Komnas HAM Ungkap Kekerasan Polisi hingga Bikin Warga Ketakutan Pulang ke Rumah
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis