Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Komnas HAM Sulteng) menyebut Gubernur Rusdy Mastura berencana membentuk Tim Penyelesaian Konflik Agraria.
Rencana tersebut disampaikan usai insiden berdarah dalam aksi demonstrasi penolakan tambang di Kabupaten Parigi Moutung yang menewaskan seorang pengunjuk rasa bernama Erfaldi (21) akibat luka tembak.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Sulteng Dedi Askary mengingatkan Gubernur Rusdy, pembentukan tim tersebut jangan hanya didasari jaminan kepastian hukum terhadap investasi.
“Jangan hanya karena atas dasar terciptanya Jaminan kepastian Hukum terhadap Investasi oleh para Investor dijadikan landasan utama pembentukan Tim Penyelesaian Konflik Agraria Sulawesi Tengah,” tegas Dedi lewat keterangan tertulisnya kepada Suara.com, Rabu (23/2/2022).
Lantaran itu, dia meminta pembentukan Tim Penyelesaian Konflik Agraria juga harus mengutamakan kepastian hukum terhadap masyarakat.
“Yang terpenting dan sangat fundamental adalah bagaimana dengan masuknya berbagai Investasi di Sulteng, juga memberi jaminan dan kepastian hukum kepada masyarakat,” ujarnya.
“Bahwa pemanfaatan ruang atas Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) oleh para investor dalam berinvestasi di Sulteng dapat dipastikan tidak merampas aset-aset produksi dan sumber-sumber penghidupan masyarakat,” sambungnya.
Hal itu harus menjadi catatan yang sangat penting menurut Dedi. Sebab berkaitan dengan penderitaan yang dialami masyarakat saat para investor berdatangan.
“Ini tentunya sangat berkait erat dengan nestapa yang terjadi dan menimpa masyarakat Sulawesi Tengah sehubungan dengan perilaku atau praktik-praktik curang para pemilik modal untuk mendapatkan rente dalam menjalankan usaha mereka di Sulteng,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Kasus Parigi Moutong, Anggota DPR: Tidak Boleh Ada Lagi Peluru Polri Digunakan untuk Tembak Rakyat Sendiri
-
Legislator DPR Desak Polda Sulteng Segera Tangkap Polisi Berpakaian Preman Penembak Demonstran Di Parigi Moutong
-
Komnas HAM Meminta Polisi Transparan Dalam Penyelidikan Pelaku Penembakan Warga Tolak Tambang Emas di Parigi Moutong
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global