Suara.com - Para elite politik diingatkan untuk tidak memberi masukan yang menjerumuskan kepada Presiden Joko Widodo. Hal ini terkait wacana penundaan pemilu presiden 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Kasihan Pak Jokowi, beliau kan sudah pernah menyatakan menolak tiga periode dan tidak mau diperpanjang. Rakyat masih ingat itu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
LaNyalla mengingatkan elit politik untuk "ugal-ugalan."
“Sudahlah, kita tidak boleh menjalankan negara ini dengan suka-suka, apalagi ugal-ugalan dengan melanggar Konstitusi atau mencari celah untuk mengakali Konstitusi. Saya berulang kali mengajak semua pihak untuk berpikir dalam kerangka Negarawan,” katanya.
LaNyalla mengingatkan wacana yang didalilkan karena Indonesia masih dalam situasi pandemi dan kesulitan anggaran itu sejauh belum direspons oleh masyarakat lapis bawah, tetapi bukan berarti rakyat, sebagai pemilik kedaulatan dan pemilik negara, akan setuju.
“Sekarang mungkin rakyat masih diam, masih punya batas kesabaran melihat tingkah pola elit politik. Tapi kalau sudah kelewatan, bisa pecah revolusi sosial. Pemilik negara ini bisa marah dan para elit politik bisa ditawur oleh rakyat,” kata LaNyalla.
LaNyalla menyebutkan satu-satunya sarana bagi rakyat untuk melakukan evaluasi atas perjalanan bangsa hanya melalui pemilu yang diselenggarakan tiap lima tahun karena sistem hasil amandemen hanya memberi ruang itu.
“Itu pun rakyat sudah dipaksa memilih calon pemimpin yang terbatas, akibat kongsi partai politik melalui presidential threshold. Lalu sekarang cari akal untuk menunda Pemilu. Ini namanya sudah melampaui batas. Dan Allah SWT melarang hamba-Nya melampaui batas,” kata LaNyalla seraya mengingatkan bahwa dasar negara ini adalah Ketuhanan.
LaNyalla mengingatkan bahwa rakyat sebagai pemilik negara bukan orang yang tidak mengerti. Mereka, kata dia, sangat punya kearifan berpikir. Bahkan dengan logikanya, rakyat mengatakan, kalau tidak punya anggaran, kenapa yang ditunda bukan pembangunan IKN?
Baca Juga: Semua Legacy yang Dibuat Jokowi Bisa Sirna Jika Tak Lakukan Hal Ini
LaNyalla mengingatkan bahwa sistem demokrasi Pancasila yang asli, sebelum dilakukan Amandemen, adalah yang paling cocok untuk Indonesia, dimana di dalam MPR sebagai lembaga tertinggi terdapat representasi partai politik, TNI-Polri, utusan daerah dan utusan golongan, untuk sama-sama merumuskan Haluan Negara dan memilih Mandataris MPR untuk menjalankan.
Sebaiknya partai perkuat dukungan terhadap Konstitusi
Direktur Political and Public Policy Studies Jerry Massie menyarankan kepada pemerintah saat ini berpikir bagaimana pemilu 2024 sukses digelar sesuai kesepakatan bersama dengan DPR.
"Tak usah lagi membuat publik gamang atau mengungkit perpajangan jabatan presiden, saatnya kita tetap perkuat demokrasi dan mempertajam reformasi. Kita tak akan maju jika hanya terputar-putar dipenundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden."
Menurut Jerry, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu mesti tetap konsisten dan tegak lurus pada amandemen UUD 1945 dan Konstitusi.
Menurut Jerry, penolakan PDI Perjuangan terhadap wacana penundaan pemilu akan diikuti Gerindra dan PPP. Jika itu terjadi, opsi perpanjangan jabatan presiden tak akan terwujud, hanya mentok di isu belaka.
"Saatnya sekarang parpol memikirkan nasib bangsa ke depan, tinggalkan ego masing-masing berkompetisilah dengan santun. Jadi saya sarankan pimpinan-pimpinan parpol harus perkuat konstitusi bangsa jangan dirusak atau diutak-atik. Bedakan mana kepentingan rakyat dan mana kepentingan pribadi dan kelompok."
Berita Terkait
-
Benarkah Masa Jabatan Presiden Mau Diubah jadi 8 Tahun? Ahmad Muzani: Sesuatu Mengada-ngada!
-
LaNyalla Mattalitti Dilaporkan Ke BK DPD Usai Sebut Legislator Asal Papua Barat Filep Wamafma 'Pengacau'
-
Diprotes DPRD, Pemprov DKI Tunda Penonaktifan NIK di Luar Jakarta Usai Pemilu
-
Bahlil Sindir Politisi PDIP yang Embuskan Lagi Isu Presiden Tiga Periode; Enggak Ada Isu Lain yang Laku Kali Ya?
-
Bahlil Lahadalia Ngaku Salah Soal Penundaan Pemilu, Jadi Tameng Pak Lurah?
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
MAKI Laporkan Eks Menag Gus Yaqut ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Pengawasan Haji
-
Tragis! Slamet Rahardjo Tewas Tenggelam di Cilincing
-
THR Haram di Kemnaker? KPK Usut Dugaan Korupsi Sistematis Libatkan Puluhan Pegawai!
-
Kualat! Gasak Motor Emak-emak usai Bebas, 2 Residivis di Jakbar Dicokok Lagi Asyik Main Judol
-
DPR Panggil KKP Senin Depan Terkait Tanggul Beton yang Rugikan Nelayan Cilincing
-
Foto-foto Istri Pejabat Kemenag yang Diduga Dapat Fasilitas Negara saat Pergi Haji di Tangan KPK
-
'Korupsi Nggak Harus Masuk Kantong Sendiri', Kejagung Patahkan Pembelaan Hotman Paris untuk Nadiem
-
Kejagung Sita Aset Eks Bos Sritex Iwan Setiawan Rp510 M, Termasuk 94 Bidang Tanah Milik Megawati
-
Soal Ferry Irwandi, Komisi I DPR Beri Pesan ke TNI: Banyak Kasus Lain yang Lebih Urgent Ditindak
-
Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh 2025 Naik Signifikan, Pemkot Surabaya Komitmen Pemerataan Pendidikan