Suara.com - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menegaskan bahwa penyebaran radikalisme di Indonesia sudah pada taraf mengkhawatirkan.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, ia mengatakan bahwa radikalisme di Tanah Air sering dibalut berkedok agama.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Chrosscheck by Medcom dengan tema Jokowi Gelisah Grup WA TNI dan Polri pada Minggu (6/3/2022).
"Saya bilang kalau diibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal di Indonesia itu sudah masuk pada stadium keempat, sangat kritis," kata Ngabalin dikutip Populis.id, Selasa (8/3/2022).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa radikalisme kerap memanfaatkan agama sebagai kedok penyabaran ajaran mereka.
Menurutnya, ciri dari pemahaman radikalisme biasanya membandingkan kitab suci keagamaan dengan ideologi di Indonesia.
"Bayangkan kalau dia berceramah di atas mimbar, dan dia membandingkan antara pilih Al-Quran atau Pancasila, kira-kira itu paham apa? Paham radikal," beber Ngabalin.
Perbandingan itu, kata dia, tidak sesuai. Dia juga meminta masyarakat agar berhati-hati dalam mencerna ajaran penceramah yang berbau radikal.
"Paham itu dipakai oleh para ekstrimis, ekstrimisme, dan para teroris," tegas Ngabalin.
Baca Juga: Tak Terima Ustaz Abdul Somad Disebut Penceramah Radikal, Monica: Pembenci UAS adalah Pemuja Firaun
Ngabalin menilai bahwa agama menjadi senjata efektif menyebarkan radikalisme. Menurutnya, kepercayaan masyarakat dijadikan alat untuk menyerang pergerakan politik negara secara perlahan.
"Jadi, mimbar-mimbar agama dengan term-term (istilah) agama dipakai untuk mengacaukan situasi politik dan situasi sosial kehidupan kemasyarakatan," katanya.
Tak hanya itu, dia juga menyinggung grup WhatsApp keluaraga TNI dan Polri yang dinilainya telah disusupi paham radikalisme. Makanya, Presiden Jokowi menegur langsung jajaran TNI dan Polri beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Ngabalin tidak menjelaskan secara pasti siapa saja penceramah yang kerap membanding-bandingkan kitab suci dengan ideologi Indonesia.
Tag
Berita Terkait
-
Soal Ciri-Ciri Penceramah Radikal yang Disebut BNPT, Waketum MUI: Untuk Apa Bicara Terorisme saat Rakyat Susah?
-
BNPT Umumkan Lima Ciri Penceramah Radikal, MUI Wanti-wanti: Jangan Sampai Karena Kritik Pemerintah Disebut Radikal!
-
Polemik Penceramah Radikal, Cholil Nafis Beri Respon Mengejutkan, Singgung Keras Pemerintah
-
Heboh, Daftar Penceramah Radikal Tersebar Luas, Kemenag Beri Respon Seperti Ini
-
Tak Terima Ustaz Abdul Somad Disebut Penceramah Radikal, Monica: Pembenci UAS adalah Pemuja Firaun
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional