Dia mengatakan China "secara unik diposisikan untuk bertindak sebagai penengah yang netral antara Ukraina yang didukung Barat dan Rusia" untuk mengakhiri perang.
"Tidak seenak yang diperkirakan sejumlah kalangan di Barat, inilah saatnya untuk menawari pemimpin Rusia jalan keluar dengan bantuan China," tulis Wang.
Para pejabat AS skeptis dengan usulan tersebut mengingat hubungan China-Rusia dan penyebaran informasi yang tidak benar terkait perang itu.
AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi keras kepada Rusia dan melarang impor energi dari negara tersebut. Mereka juga memberikan bantuan militer dan kemanusiaan senilai miliaran dolar kepada Ukraina.
Secara individu dan bersama-sama mereka telah meminta China, negara-negara Arab dan negara-negara lain yang tidak mengutuk invasi Rusia untuk bergabung mengisolasi Moskow dari ekonomi global.
Beijing, mitra perdagangan penting Rusia, telah menolak menyebut aksi militer Rusia sebagai invasi, meskipun Presiden China Xi Jinping pekan lalu menyerukan "penahanan diri maksimal" di Ukraina setelah bertemu virtual dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Xi juga mengungkapkan keprihatinannya tentang dampak sanksi terhadap keuangan global, pasokan energi, transportasi dan rantai pasokan, di tengah gejala yang meningkat bahwa sanksi Barat sedang membatasi kemampuan China untuk membeli minyak Rusia.
Namun, Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi harian Global Times yang didukung pemerintah China, menulis di Twitter: "Jika Sullivan berpikir dia bisa membujuk China untuk ikut memberi sanksi kepada Rusia, dia akan kecewa."
Washington dan kelompok negara ekonomi maju G7 pada Jumat menambah tekanan pada Rusia dengan menyerukan pencabutan status "negara paling disukai" dalam perdagangan.
Baca Juga: Tinggalkan Produk Ukraina, Produsen Mobil Eropa Lirik Afrika Hingga China
Dengan pencabutan itu, mereka dapat menaikkan tarif pada barang-barang asal Rusia, yang ekonominya disumbang 46 persen oleh perdagangan pada 2020, sebagian besar dengan China yang menjadi tujuan ekspor terbesarnya. [Reuters/Antara]
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Rp5.700 Bawa Pulang Kemeja Sutra, KPK Lelang 83 Paket Harta Koruptor, Ada Tanah Rp60 Miliar Juga
-
Papua Tengah Gratiskan Sekolah untuk 24.481 Siswa, Beasiswa Kuliah Juga Disiapkan
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo Ojol di Istana hingga DPR
-
Demo Ojol 179 Pecah Sikap: Mayoritas Driver Tolak Turun ke Jalan, Pilih 'Ngebid' Hindari Politisasi
-
Kilas Balik Hari Palang Merah Indonesia 17 September, Sejarahnya Sejak 1945
-
Pesaing Berat Mahfud MD di Kursi Menko Polkam? Rekam Jejak Mentereng Djamari Chaniago di Militer!
-
Kader PSI Dian Sandi Bela Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji: Dia Korban, Bukan Pelaku
-
Tak Hanya Bagi Ojol, Cak Imin Dorong Ada Potong Iuran BPJS-TK Untuk Pelaku UMKM
-
Drama Copot Kepsek Viral, Wali Kota Prabumulih Akhirnya Minta Maaf: Anak Bawa Mobil Itu Hoaks
-
Terpecah! Komunitas URC Jaksel Ogah Ikut Demo Hari Ini: Mereka Bukan Ojol Sejati