Suara.com - Perundingan rahasia yang dimediasi pemerintah Irak di Baghdad sedianya diadakan untuk meredakan krisis di Yaman. Eksekusi massal terhadap minoritas Syiah oleh Saudi akhir pekan silam memicu eskalasi baru.
Reaksi Iran datang pada Minggu (13/3), sehari setelah Arab Saudi mengumumkan eksekusi mati terhadap 81 narapidana.
Situs berita Iran, Nournews, melaporkan pemerintah secara sepihak menunda perundingan dengan Arab Saudi di Baghdad.
Sejak setahun terakhir kedua negara berunding secara diam-diam untuk memulihkan hubungan diplomasi.
Beberapa hari silam, Kementerian Luar Negeri di Teheran masih mengumumkan putaran kelima perundingan dengan Arab Saudi dijadwalkan berlanjut pada Rabu (16/3).
Pada Sabtu (12/3) malam, sebanyak 81 narapidana di Arab Saudi menjemput ajal di tangan algojo sebagai ganjaran atas beragam tindak kriminal, mulai dari pembunuhan hingga afiliasi dengan kelompok militan.
Dewan HAM Saudi di Eropa (ESOHR) mencatat puluhan terpidana berasal dari kelompok minoritas Syiah.
Sejumlah kasus tergolong sebagai delik ringan, seperti paritispasi dalam aksi demonstrasi terlarang. Kendati begitu semua terpidana mendapat vonis yang sama. Minoritas Syiah sejak lama mengeluhkan perlakuan sebagai warga kelas dua di Arab Saudi.
Kebanyakan bermukim di wilayah timur, berbatasan dengan Bahrain yang juga bermayoritaskan Syiah.
Baca Juga: Tangani Krisis Energi, PM Inggris Bors Johnson Bakal ke Arab Saudi
Riyadh selama ini tidak ragu menggunakan hukuman mati untuk mendamaikan paksa penduduk di kawasan kaya minyak tersebut. Ketegangan baru di Timur Tengah Strategi serupa sebenarnya juga dijalankan rezim di Teheran hingga kini.
Tapi pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam eksekusi oleh Saudi sebagai "tindak tidak manusiawi yang melanggar prinsip dasar hak asasi manusia dan hukum international,” kutip media-media nasional Iran.
Perundingan di Baghdad dimulai secara diam-diam tahun lalu untuk mencari jalan keluar dari situasi pelik di Yaman.
Di negeri miskin itu, Riyadh menggalang koalisi yang melancarkan serangan udara brutal untuk menyokong pemerintahan resmi Yaman. Sebaliknya Iran bahu membahu dengan pemberontak Houthi melawan Khartoum.
Tertundanya perundingan di Baghdad diputuskan ketika ketegangan baru menyapu kawasan Timur Tengah.
Minggu (13/3) kemarin, Iran menyerang kantor konsuler Amerika Serikar di Irbil, Irak, sebagai balasan atas serangan Israel di utara Suriah yang menewaskan dua komandan Garda Revolusi pekan lalu.
Berita Terkait
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Rapor Merah Timnas Indonesia U-22: Indra Sjafri Lebih Buruk dari Gerald Vanenburg
-
5 Sepatu Hoka Diskon Jelang Akhir Tahun di Foot Locker, Bisa Hemat Jutaan!
-
SEA Games 2025 Jadi Momen Berat Anggar Indonesia, Semua Wakil Gagal Raih Medali
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera