Proyek raksasa itu ingin menyiapkan Saudi menyambut berakhirnya era minyak, antara lain lewat pembangunan infrastruktur. Cina sebaliknya memiliki program investasi infrastruktur, Belt and Road Initative, yang digunakan untuk membiayai pembangun jalan, pelabuhan atau bandar udara di Asia dan Afrika.
Sebab itu pula kedua negara mendaulat hubungan mereka sebagai "kemitraan strategis komprehensif.” Poros baru di Timur Tengah Sejumlah analis meyakini hubungan antara Cina dan Timur Tengah memasuki babak baru.
Untuk pertama kalinya relasi kedua pihak tidak lagi semata didefinisikan dari sudut ekonomi.
Pada Januari silam, Roie Yellinek, peneliti lepas di Middle East Institute, Washington D.C., mengamati semua perjalanan negara dari Timur Tengah ke Cina. Hasilnya adalah "bahwa menteri luar negerilah yang lebih sering berkunjung ke Cina, ketimbang misalnya menteri ekonomi atau perdagangan.
Hal ini mengindikasikan pergeseran fokus,” kata dia. "Setelah hubungan yang berorientasi bisnis selama berpuluh tahun, perkembangan di beberapa tahun belakangan memperjelas betapa era baru sudah dimulai dengan fokus yang lebih besar terhadap geopolitik,” tulisnya dalam sebuah artikel.
Babak baru itu mencakup kerjasama militer antara Saudi dan Cina. Antara 2016 dan 2020, volume perdagangan senjata dari Cina ke Saudi meningkat 386 persen, menurut Institute for International and Security Affairs dalam sebuah riset, Februari silam.
Isu Hak Asasi Manusia ditengarai kian membebani hubungan antara AS dan sekutunya di Timur Tengah. Hal ini terutama menjadi isu sentral bagi Partai Demokrat yang kini memerintah di Washington.
Sebab itu pula "model kapitalisme autoriter ala Cina memukau banyak rezim di Timur Tengah, yang melihat kerjasama dengan Beijing sebagai cara menahan tekanan Barat untuk mereformasi pemerintahan dan penegakan HAM,” tulis ECFR dalam laporannya 2019 lalu.
Meski demikian, ikatan ekonomi Saudi dan Amerika Serikat masih terlampau kuat untuk bisa disaingi Cina.
Baca Juga: Arab Saudi Buka Ibadah Haji Tahun 2022, Wakil Ketua MPR Minta Perjuangkan Penambahan Kuota
EFCR berdalih, bahkan jika semua nilai perdagangan Saudi dan Cina dibayarkan dalam Yuan, volumenya hanya mencapai USD 320 juta per hari kerja. Sebaliknya, volume perdagangan AS di seluruh dunia mencapai USD 6,6 triliun per hari kerja. rzn/pkp
Berita Terkait
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar