Suara.com - Invasi Rusia ke Ukraina membuat jutaan orang terpaksa mengungsi. Tak hanya manusia, ada juga ribuan korban lain yang kurang mendapat sorotan.
Hewan-hewan di kebun binatang milik negara dan swasta, serta hewan peliharaan di Ukraina menghadapi kondisi yang semakin mengerikan akibat perang.
Pusat penyelamatan mengatakan beberapa hewan peliharaan ditinggalkan oleh pemiliknya di flat atau bahkan dibiarkan berkeliaran di jalan-jalan. Sementara hewan-hewan di kebun binatang, pusat-pusat hewan milik swasta, dan ecopark, menderita karena pengeboman, suhu dingin, kelaparan, dan stres.
Sejak perang dimulai, kota kedua di Ukraina, Kharkiv, telah dibombardir secara intensif.
Baca juga:
- Kisah dokter asal India bertahan hidup di bungker Ukraina bersama macan kumbang dan jaguar
- Perempuan yang menolak menelantarkan anjingnya di zona perang Ukraina
- Hubungan istimewa para penjaga pos pemeriksaan dan anjing-anjing terlantar Chernobyl, ‘Kehidupan terus berjalan di dunia pasca-apokaliptik’
Kepala ecopark swasta di wilayah itu mengatakan sejumlah area sekitar taman yang sudah menjadi medan perang atau bahkan sudah dikuasai Rusia. Dia menambahkan, tiga anggota staf terbunuh saat mencoba bekerja untuk memberi makan hewan.
Rusa, elk, serigala merah, dan beberapa burung dilepaskan, kata direktur Vitaly Ilchenko: "Mereka yang kemungkinan tidak akan bertahan hidup di habitat lokal, sudah kami coba ungsikan."
Di antaranya adalah anak singa bernama Simba yang telah diselamatkan sebelum perang dan menjadi daya tarik ecopark.
Sejak pasukan Rusia menguasai daerah itu, tidak ada staf yang dapat menjangkau hewan-hewan yang masih tersisa, termasuk singa dan harimau.
Baca Juga: Media Rusia Wawancarai Presiden Ukraina, Kremlin Meradang dan Langsung Gelar Penyelidikan
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada mereka," Harapannya untuk menemukan mereka tetap hidup memudar karena mereka kemungkinan akan kelaparan.
Staf kebun binatang milik negara di pusat kota Kharkiv juga telah berjuang untuk menjaga agar hewan-hewan tetap diberi makan dan mendapat kehangatan.
Penduduk setempat sudah kekurangan makanan ketika Karina Detiuk, wakil direktur kebun binatang, meminta bantuan.
"Monyet kami membutuhkan buah dan sayuran, predator kami membutuhkan daging, dan sebagainya," katanya kepada BBC. "Kami melakukan hal yang mustahil untuk menjaga mereka tetap hidup. Lolongan serigala kami terdengar lebih buruk daripada sirene serangan udara dan itu sangat menyakitkan hati."
Di Ukraina selatan, kebun binatang Mykolaiv telah dihantam oleh tembakan artileri Rusia yang tak henti-hentinya.
Direktur Volodymyr Topchiy mengatakan kepada BBC bahwa tiga roket Rusia yang belum meledak tergeletak di salah satu lapangan berumput di kebun binatang. Pecahan roket juga berserakan di sekitar area tersebut.
"Ini adalah keajaiban, tidak ada orang atau hewan yang terbunuh," katanya.
Lagi-lagi, kebun binatang mengandalkan penduduk setempat untuk membantu memberi makan hewan-hewan.
Boryspil, bandara internasional Kyiv, adalah salah satu target pertama penembakan Rusia ketika invasi dimulai pada 24 Februari.
Natalya Popova, yang mengelola Tempat Penampungan Satwa Liar tidak jauh dari situ, mengatakan hewan-hewan di sana sangat tertekan oleh kebisingan, sehingga banyak yang meronta-ronta di kandang mereka dan melukai diri sendiri.
"Seekor singa betina melukai cakarnya, sehingga tidak bisa berdiri. Seekor kijang muda menabrakkan dirinya ke dinding dan mati, setelah sebelumnya memutar lehernya."
Sebagian besar hewan sudah dipindahkan ke luar negeri, ke kebun binatang di kota Poznan, Polandia. Pihak kebun binatang itu juga membantu mengangkut mereka.
Lebih dari 20 ekor predator besar sudah dipindahkan ke Polandia, termasuk Shani, seekor harimau betina yang diselamatkan dari kebun binatang swasta.
Mayoritas hewan-hewan itu kini berada dalam kondisi aman, tetapi perjalanan panjang ke luar negeri juga menegangkan, dan akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi di lingkungan baru.
Mereka stres dan takut, bahkan terhadap suara terkecil sekalipun.
Namun terlepas dari masa depan yang tidak pasti, banyak kebun binatang telah memutuskan yang terbaik bagi hewan-hewan mereka, dengan tetap membiarkannya tinggal di kandang.
Odesa, kota pelabuhan terbesar di Ukraina, telah mempersiapkan kemungkinan serangan Rusia selama berminggu-minggu. Direktur Kebun Binatang Igor Belyakov menekankan ada cukup makanan dan tidak ada yang meninggalkan kota.
Risiko meninggalkan jauh lebih besar daripada risiko tetap tinggal, tulisnya di Facebook.
Banyak bangunan dan monumen bersejarah kota sekarang dipenuhi tumpukan karung pasir yang digunakan untuk perlindungan. Jalan-jalan di beberapa titik juga memiliki pos pemeriksaan yang dilengkapi dengan rintangan anti-tank.
Untuk menjaga semangat penduduk kota, pengelola kebun binatang telah menerbitkan foto domba mouflon yang lahir awal bulan ini dengan judul: "Hidup terus berjalan! Semuanya akan baik-baik saja!"
Berita Terkait
-
Pramono Anung Tinjau Ragunan Usai Viral Harimau Kurus
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Sensasi Ragunan di Malam Hari: Pengunjung Rela Antre Demi Pengalaman Baru!
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
-
Profil KH Anwar Iskandar: Ketua MUI 2025-2030, Ini Rekam Jejaknya
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan