Suara.com - Kesepakatan nuklir Iran diperkirakan akan mendominasi agenda pada KTT para diplomat AS dan Arab Saudi di Israel. Diplomat senior AS, Antony Blinken, telah berjanji Washington dan sekutu menahan langkah Teheran.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bergabung pada hari Minggu (27/03) dengan para menteri luar negeri Israel dan sekutu Arabnya dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) selama dua hari yang diadakan oleh pemerintah Israel di tengah kemungkinan adanya terobosan baru menghidupkan kembali kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Apa yang kita ketahui terkait KTT tersebut?
Pembicaraan enam negara di Sde Boker, sebuah pemukiman di Gurun Negev, dinyatakan sebagai pertemuan bersejarah oleh Israel setelah pembicaraan itu menormalkan hubungan diplomatik dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Perang di Ukraina dan hubungan Israel-Palestina juga masuk dalam agenda pembahasan. Selain Blinken dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, perwakilan dari Bahrain, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Mesir juga akan menghadiri pertemuan tersebut.
Keempat negara Arab itu dianggap sebagai negara Muslim Sunni moderat yang memiliki kekhawatiran mendalam terkait Syiah Iran yang memiliki lebih banyak kekuatan di Timur Tengah. Blinken diyakini akan mencoba menghilangkan ketakutan atas kemungkinan pembaruan kesepakatan nuklir Iran, yang ditentang keras oleh Israel.
Kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada 2015 tersebut dikenal secara resmi sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), yang mengatur pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan miliaran dolar dalam bentuk keringanan hukuman.
Hal itu terungkap pada 2018, saat itu AS yang berada di bawah kepemimpinan Donald Trump. AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden telah berupaya untuk memulihkan kesepakatan itu dan Blinken pada Minggu (27/03) mengatakan bahwa itu adalah "cara terbaik untuk mengembalikan program Iran ke dalam kotaknya.”
Kekhawatiran atas kesepakatan baru dengan Iran Para penentang kesepakatan nuklir mengatakan pengurangan sanksi hanya akan memperkaya Teheran, sambil memberi waktu kepada negara tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir mereka secara diam-diam.
Baca Juga: Presiden Ukraina: Negara Penghasil Migas Bertanggung Jawab Atas Serangan Rusia
"Ketika sampai pada elemen yang paling penting, kami melihatnya dari mata ke mata,” kata Blinken dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, di Yerusalem. "Kami berdua berkomitmen dan bertekad bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir.”
Lapid mengatakan meskipun Israel dan AS akan terus bekerja sama untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, Israel tidak akan ragu untuk mengambil tindakan sepihak terhadap Teheran.
"Dari sudut pandang kami, ancaman Iran tidak teoretis. Iran ingin menghancurkan Israel. Mereka tidak akan berhasil, kami tidak akan membiarkan mereka," kata Lapid.
Bagaimana status kesepakatan Iran?
Masih belum jelas apakah kesepakatan ini akan diperpanjang. Pembicaraan di Wina terhenti pada awal Maret 2022, diperumit oleh perang Rusia di Ukraina, dan Moskow menuntut agar perdagangannya dengan Teheran dibebaskan dari sanksi Barat dalam paket kesepakatan baru.
Teheran juga menuntut AS mencabut sebutan teroris pada Korps Pengawal Revolusi Islam –Revolutionary Guard Corps (IRGC). Namun, muncul tanda-tanda pada pekan ini bahwa Rusia dan Iran akan lebih fleksibel untuk tuntutan ini.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Tolak Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu, Singgung Independensi
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045