Suara.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo, mereka mencap sifat Jokowi tak jauh beda dengan pemimpin NAZI, Adolf Hitler.
Ketua Dewan Diplomatik TPNPB-OPM, Akouboo Amatus Douw mengatakan, pengiriman pasukan TNI-Polri yang berlebihan pada zaman Jokowi lebih brutal dan tidak manusiawi karena turut menyerang warga sipil.
"Anda sebetulnya adalah seorang presiden kriminal seperti Hitler di Jerman yang patut dihukum, begitu pula Menkopolhukam, Menhankam, Kapolri dan Panglima TNI adalah semua berwajah haus darah rakyat sipil yang harus patut dihukum," kata Akouboo dalam suratnya kepada Jokowi yang diterima Suara.com, Rabu (6/4/2022).
Dia menyebut Jokowi pantas dihukum dalam pengadilan internasional karena telah memberi label teroris ke Tentara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) tanpa bukti, operasi militer terus-menerus di Papua, tidak mengizinkan Ketua Komisioner HAM PBB, jurnalis, dan pekerja kemanusiaan komite internasional palang merah untuk masuk ke Papua, serta membungkam demokrasi di Papua.
"Anda menggunakan wajah kesejahteraan namun Anda menggunakan racun pemusnah di tanganmu. Anda sembunyi muka akan tetapi dunia tahu dari apa yang militer dan polisi anda lakukan untuk memusnahkan rakyat di Tanah Air Papua Barat," tegasnya.
OPM mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan serangan bersenjata demi menghentikan korban jiwa dan memulai dialog damai, namun dialog itu harus ditengahi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa, bukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Dia meminta Jokowi menyurati Sekjen PBB, Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan konflik bersenjata melalui mekanisme perundingan dan mediasi yang diatur sesuai Piagam PBB pasal 33 dan 34.
Mereka menolak dialog damai dimoderatori Komnas HAM karena dianggap sebagai bagian dari pemerintah Indonesia.
"Kami tolak Komnas HAM Indonesia memfasilitasi dialog damai karena mempunyai tujuan mengelabui ajakan Dewan HAM PBB “Urgent Aid” ke wilayah konflik bersenjata dan mengelabui Intervensi Dewan Keamanan PBB," tutur Akouboo.
Baca Juga: TPNPB-OPM Klaim Serangan Bom Mortir TNI/Polri Hanguskan 9 Rumah Warga Alguru
Dia juga mendesak Jokowi untuk mengakui ras Rakyat Papua Barat sebagaimana diakui sebagai bagian dari Melanesian Spearhead Group atau organisasi yang beranggotakan negara-negara yang berlatar belakang budaya Melanesia.
"Pengakuan ini telah mencerminkan satu bangsa di wilayah pasifik yang sedang diinvasi oleh salah satu bangsa Asia yakni Indonesia. Anda ikut menyatakan Rusia Invasi Ke Ukraina namun sebaliknya Anda menginvasi wilayah hukum teritorial Papua Barat di wilayah Pasifik," ucap Akouboo.
Menurutnya konflik di Papua adalah konflik bersenjata internasional karena telah terbukti memenuhi dua unsur utama dalam definisi perang yakni sudah memulai berperang dan menunjukan perilaku pihak yang bertikai.
"Rakyat Papua Barat akan menunggu respon balik dari Anda, Tuan Presiden Republik Indonesia. Surat ini di buat demi nama Bangsa Papua Yang Bermartabat dan Merdeka," tutup Akouboo.
Surat ini dibuat dari Australia pada 5 April 2022 oleh Akouboo yang adalah mantan suaka politik di Australia dan salah satu pemimpin gerakan kemerdekaan Papua di luar negeri.
Tag
Berita Terkait
-
Kejadian di Riau, Ini Fakta Video Demo Mahasiswa Bernarasi Tolak Jokowi 3 Periode
-
Surati Jokowi, Organisasi Papua Merdeka Desak Indonesia Segera Gelar Dialog Damai dengan PBB
-
Heboh! Gadis Cantik Ini Rela Ditiduri Helmi Felis Asalkan Presiden Jokowi Lengser Tanggal 11 April
-
Mahasiswa Ancam Demo Besar-besaran, Istana: Mau Aksi Sebesar Apa Pun, Silakan Saja, tapi..
-
Aksi Mahasiswa Tolak Jokowi 3 Periode Kena Sindir Ruhut Sitompul, Disebut Pendukung Barisan Sakit Hati
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Geger Keluarga Cendana! Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya ke PTUN, Misteri Apa di Baliknya?
-
Link Isi Survei Lingkungan Belajar 2025 untuk Guru dan Kepala Sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
-
Ancang-ancang Prabowo: Komisi Reformasi Polri Bakal Dibentuk Bulan Depan, Dipimpin Ahmad Dofiri?
-
Hitung-Hitungan Total Gaji Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketum PSSI
-
Pengamat Politik Soroti Reshuffle Kabinet Prabowo: Akomodasi Politik Tak Terbantahkan?
-
Misteri Lenyapnya Irjen Krishna Murti dari Medsos, Buntut Isu Perselingkuhan dengan Kompol AP?
-
Sempat Dikira Hilang Usai Demo Ricuh, Eko Purnomo Ternyata Cari Nafkah Jadi Nelayan di Kalteng
-
Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
-
Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
-
Usai Kunjungan Gibran, Kemendagri Janji Perbaiki Program Kesehatan dan Pendidikan di Papua!