Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi merampungkan berkas dua tersangka kasus suap perpajakan tahun 2016 sampai 2017 di Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan.
Kedua tersangka merupakan konsultan dari wajib pajak PT Gunung Madu Plantions, Aulia Imran Magribi dan Ryan Ahmad Ronas. Berkas perkara mereka kini sudah masuk ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK.
"Dilaksanakan tahap II (penyerahan tersangka dan barang bukti) dari tim penyidik pada tim Jaksa," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Jumat (15/4/2022).
Penahanan Aulia dan Ryan kembali ditambah selama 20 hari. Sejak 14 April sampai 3 Mei 2022.
Tersangka Aulia akan ditahan di Rumah Tahanan Polres Jakarta Selatan. Sedangkan, Ryan akan ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Barat.
Selama proses penahanan, Jaksa KPK diberi waktu 14 hari untuk menyusun surat dakwaan kedua tersangka. Rencana persidangan pun digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat.
Dalam kasus ini, KPK sudah melakukan penahanan terhadap beberapa tersangka. Mereka yakni, Dua eks Pejabat Dirjen Pajak Angin Prayitno Aji; Dandan Ramdhani. Kemudian, Wawan Ridwan dan Alfred Simanjuntak selaku eks pemeriksa wajib pajak pada dirjen pajak.
Untuk konstruksi perkara, Ryan dan Aulia sebagai perwakilan wajib pajak PT GMP diduga memberi suap kepada tim pemeriksa pajak Wawan dan Alfred. Bertujuan agar, dapat dikurangkan pembayaran wajib pajak PT GMP.
Aulia dan Ryan menyiapkan uang mencapai Rp30 Miliar yang bersumber dari uang perusahaan PT GMP untuk ditujukan bagi fee pemeriksa pajak dan beberapa pejabat struktural di Dirjen Pajak.
"Diduga uang yang disiapkan sekitar Rp30 Miliar sebagai “all in” yang ditujukan bagi fee pemeriksa pajak dan beberapa pejabat struktural di Dirjen Pajak Pusat serta pembayaran kewajiban pajak PT GMP," ucap Alex.
Dimana, kata Alex, nominal yang khusus diberikan kepada pemeriksa wajib pajak Wawan Ridwan dan Tim. Kemudian diteruskan lagi pada Angin Prayitno Aji selaku Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Dirjen Pajak dan Dadan Ramdani selaku Kasubdit Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan Dirjen Pajak diduga sejumlah sekitar Rp15 Miliar.
"Realisasi pemberian uang sejumlah sekitar Rp15 Miliar tersebut diduga diberikan dalam bentuk tunai kepada anggota Tim dari Wawan Ridwan bertempat di salah satu hotel di wilayah Jakarta Selatan," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan