Suara.com - Debat panas di media sosial terjadi antara mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah dengan Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Keduanya terlibat perdebatan sengit soal peran KPK terkait kasus korupsi ekspor bahan baku minyak goreng yang malah diungkap oleh Kejaksaan Agung.
Saling sentil ini bermula saat Febri menyatakan bahwa KPK malah lebih fokus pada pelanggaran kode etik ketimbang kasus minyak goreng.
"Ketika KPK jadi sorotan tentang dugaan penerimaan gratifikasi pimpinan dan skandal internal, Kejaksaan Agung mengumumkan Penyidikan Korupsi mafia minyak goreng," ungkap Febri.
"Apakah KPK benar-benar akan jadi masa lalu, dilupakan dan ditinggalkan?," tambahnya.
Pada cuitan selanjutnya, ia menyebut Fahri Hamzah malah memuji kinerja KPK yang sekarang.
"Tapi @Fahrihamzah tampaknya lebih sering memuji KPK yang sekarang. Mungkin juga dianggap lebih baik. Setelah 2 tahun lebih di bawah kepemimpinan periode ini," semti; Febri.
"Kalau KPK enggak nangkep koruptor, berarti korupsi sudah menurun. Apa mungkin begitu logikanya?" tambahnya.
Merasa disentil, Fahri pun kemudian membalas cuitan dari Ferbri Diansyah. Ia membalas pernyataan Febri dengan kutipan tweet.
"Dulu yang kerja cuma Ente, bro. Kejaksaan tidur. Polisi tidur. Sistem tidak bekerja," balas Fahri Hamzah.
Setelah cuitan itu, Fahri Hamzah juga menulis beberapa cuitan lain tentang KPK.
"Kita harus memuji @KejaksaanRI dan @KPK_RI dan POLRI @DivHumas_Polri agar maju bersama memberantas Mafia. Ini era Orkestra.Jangan adu domba.Ini kerja bersama," ungkap Fahri Hamzah.
Fahri juga menyatakan bahwa menurutnya sekarang era beerja sama karena KPK yang kerja sendiri sudah tidak zaman.
Tak sampai di seitu, Febri Diansah kemudian mengutip pemberitaan tentang Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar yang disebut melanggar kode etik.
"KPK yang begini termasuk yang dipuji juga engga @fahrihamzah," tulis Febri Diansyah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO