Suara.com - Mantan tahanan politik Papua, Ambrosius Mulait meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memecat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD yang mengklaim 82 persen orang Papua minta pemekaran wilayah.
Ambrosius mengatakan data yang disampaikan Mahfud usai bertemu Majelis Rakyat Papua di Istana Negara pada Senin (25/4/2022) kemarin, tidak berdasar dan justru memperkeruh situasi di Papua.
"Keterangan pers istana yang dilakukan oleh Menkopolhukam Mahfud MD merupakan berlebihan, dulu Mahfud bilang data pengungsian dan kematian orang Nduga Papua itu sampah, sekarang dia mengklaim soal pemekaran. Jokowi harus pecat model menteri yang tidak becus yang akan memperparah situasi Papua," kata Ambrosius saat dihubungi Suara.com, Rabu (27/4/2022).
Menurutnya, gerakan penolakan pemekaran wilayah sudah terjadi di berbagai daerah di Papua, bahkan dua orang warga sipil telah meninggal dunia akibat ditembak aparat saat demonstrasi tolak DOB berakhir ricuh di Yahukimo bulan lalu.
"Mahfud MD seharusnya mengakui bahwa 90 persen rakyat Papua menolak Otsus dan DOB sebab rakyat Papua sadar Bahwa DOB anak kandung Otsus, yang mana rakyat Papua melalui Petisi Rakyat Papua sudah menggalang 2 Juta suara Penolakan Otsus, artinya secara politik, eksistensi otsus telah gagal total," tegasnya.
Menurutnya, pemekaran wilayah akan memberikan dampak buruk terhadap orang Papua mulai dari jumlah penduduk orang asli Papua, politik, sumber daya alam, ekonomi, sosial dan budaya.
"Kenapa harus Papua? rakyat sudah menolak karena takut ada migrasi besar-besaran, investasi asing yang akan mendominasi Papua dan rakyat Papua akan dimarginalisasi di tanah sendiri. Sementara dua provinsi saja pemerintah tidak mampu mengontrol," tutup Ambrosius.
Sebelumnya, Mahfud MD mengklaim 82 persen masyarakat di Papua setuju dengan rencana pembentukan daerah otonomi baru atau pemekaran wilayah di Papua yang digagas pemerintah pusat.
Mahfud mengatakan adanya pihak yang pro dan kontra terhadap rencana pemekaran wilayah di Papua ini merupakan hal yang biasa, termasuk penolakan dari pihak Majelis Rakyat Papua yang bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara kemarin.
Baca Juga: MRP Desak Mahfud MD Buka Data Klaim 82 Persen Orang Papua Minta Pemekaran
“Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga kepresidenan itu malah 82 persen rakyat Papua itu memang minta pemekaran itu, minta mekar,” kata Mahfud, Senin (25/4/2022).
Dia juga menyebut sebenarnya daerah yang mengajukan pemekaran wilayah juga sudah banyak, namun baru Papua yang dikabulkan oleh pemerintah.
"Sebenarnya untuk minta pemekaran di berbagai daerah itu rebutan. Ada 354 permohonan pemekaran dan berdasarkan kepentingan, di Papua kita mengabulkan untuk tiga provinsi. Papua Barat justru minta juga agar dimekarkan. Nah kalau ada yang setuju, tidak setuju, ya biasa,” ungkap Mahfud.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting