Suara.com - Setelah berminggu-minggu menghadapi tekanan yang terus meningkat, pemerintah Jerman akan memasok peralatan militer ke Ukraina. DW melihat bagaimana posisi Berlin berubah sejak awal perang di Ukraina.
Pemerintah Jerman pada hari Selasa (26/04) mengonfirmasi laporan bahwa mereka menyetujui pengiriman tank anti-pesawat "Gepard" ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman Christina Lambrecht mengumumkan langkah tersebut saat pidato pembukaan di pangkalan udara Ramstein di Jerman, pada awal konferensi pertahanan yang diselenggarakan Amerika Serikat.
"Kemarin kami memutuskan bahwa Jerman memungkinkan pengiriman tank anti-pesawat 'Gepard' ke Ukraina," kata Lambrecht dalam transkrip pidatonya yang dilihat oleh DW.
Konfirmasi itu muncul setelah media Jerman melaporkan rencana tersebut. Sistem anti-pesawat "Gepard" dikembangkan pada tahun 1960-1970-an, tetapi sudah diperbarui beberapa kali dengan elektronik terbaru.
"Tentara Jerman telah menggunakannya hampir satu dekade, bukan karena sudah usang, tetapi karena pada saat itu jumlah angkatan bersenjata Jerman sedikit sehingga mereka tidak menggunakannya lagi," kata jurnalis perang, Thomas Wiegold kepada DW.
Lambrecht juga mengatakan bahwa Berlin sedang berupaya untuk melatih tentara Ukraina di tanah Jerman.
"Kami bekerja sama dengan teman-teman Amerika kami dalam melatih pasukan Ukraina tentang sistem artileri di tanah Jerman," kata menteri tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan Kanselir Olaf Scholz mendapat tekanan yang terus meningkat karena menolak mengirimkan senjata berat langsung ke Ukraina.
Baca Juga: Liga Ukraina Dihentikan karena Perang
Para kritikus mengatakan Partai Sosial Demokrat (SPD) enggan untuk menyimpang dari kebijakan bersejarah mereka tentang Perang Dingin terhadap Moskow.
Mengapa pengumuman itu penting?
Invasi Rusia ke Ukraina dan tekanan yang meningkat baik di dalam maupun di luar negeri telah mendorong pemerintah Jerman untuk mengubah kebijakan pertahanan negara secara besar-besaran.
Beberapa minggu yang lalu, Jerman tidak pernah memikirkan akan mengumumkan hal tersebut. Pada akhir Januari, ketika Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di sekitar Ukraina dan AS memperingatkan invasi yang akan segera terjadi, Jerman menegaskan bahwa mereka tidak akan mengirim senjata apa pun.
Sebaliknya, Berlin menawarkan akan untuk mengirim 5.000 helm pelindung ke Ukraina. Namun, beberapa hari sebelum pengumuman terkait pengiriman helm, Berlin tidak memberikan izin kepada Estonia untuk mengirim tank howitzer tua Jerman ke Ukraina.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan untuk tidak memasok senjata mematikan. Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir," kata Scholz saat itu.
Berita Terkait
-
Kantongi Kelemahan Timnas Putri Indonesia, Pelatih Vietnam Pede Melaju ke Final SEA Games 2025
-
Pep Guardiola Menghilang Jelang Crystal Palace vs Manchester City, Ada Apa?
-
Mikel Arteta ke Real Madrid atau Barcelona? Pengamat Nilai Pelatih Arsenal Punya Opsi Hengkang
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Chelsea Disarankan Rekrut Kiper Gagal Manchester City untuk Gantikan Robert Sanchez
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum
-
Kritik Keras Perkap 10/2025, Mahfud MD Sebut Tidak Ada Dasar Hukum dan Konstitusionalnya
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius
-
Borok Ayu Puspita Terbongkar! Uang Calon Pengantin Dipakai Liburan Keluar Negeri dan Bayar Cicilan
-
Tinjau Langsung Pengungsi di Langkat, Janji Prabowo: Kami Tak Akan Tinggalkan Kalian Sendiri
-
Aksi Balas Dendam Matel di Kalibata Picu Kerugian Rp1,2 Miliar, Polisi Rencanakan Upaya Revitalisasi
-
Korban WO Ayu Puspita Tembus 207 Orang, Polisi: Kerugian Sementara Capai Rp11,5 Miliar!
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X DPR Minta PSSI Lakukan Evaluasi
-
Terkuak! Sebelum Tewas Dikroyok, 2 Matel di Kalibata Sempat Cabut Paksa Kunci Motor Anggota Polisi
-
Kios hingga Kendaraan Dibakar usai Pengeroyokan Matel di Kalibata, Pramono: Saya Tidak Mau Terulang!