Suara.com - Penampakan laut di sepanjang pantai Amahami atau Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini menyerupai sebuah padang pasir yang tandus. Berbagai foto dan cuplikan video amatir diambil oleh warga sekitar menampakkan kondisi perairan laut teluk Bima kini yang bewarna coklat seperti kumpulan pasir di gurun.
Jaringan Advokasi Tambang menjadi salah satu pihak yang melaporkan kondisi laut teluk Bima kini. Melalui akun @jatamnas yang dikelola oleh jaringan tersebut dan kemudian dibagikan oleh akun @mbojoinside, tampak hamparan luas laut teluk Bima yang sekarang mirip padang pasir.
Lantas, bagaimana fakta detil terkait perubahan tampak laut teluk Bima tersebut? Simak deretan 5 fakta berikut.
1. Diduga akibat pencemaran
Perubahan warna air di laut teluk Bima diduga akibat pencemaran dari tumpahan minyak. Melalui akun @mbojoinside melaporkan bahwa adanya pencemaran limbah sejak Selasa (26/04/2022) dari sumber yang belum diketahui.
“Teluk Bima yang tercemar limbah misterius, sejak Selasa hingga Rabu 27 April hari ini kian parah. Ragam jenis ikan sekitar teluk pun mati,” tulis caption dalam unggahan akun @mbojoinside.
2. Menyebabkan ikan-ikan mati
Dilaporkan juga bahwa fenomena tersebut juga berujung pada matinya biota laut seperti ikan. Alhasil, nelayan yang bekerja di perairan tersebut menjadi kehilangan sumber mata pencaharian.
3. Warga sekitar geger hingga protes
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Usai Manchester United vs Chelsea Imbang 1-1
Fenomena tersebut membuat warga lokal geger dan protes menuntut kejelasan atas kejadian itu kepada para pemangku kepentingan. Melansir dari unggahan @mbojoinside, aksi tersebut terjadi Rabu (27/4/2022).
4. Pertamina buka suara, bukan karena pencemaran
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus buka suara terhadap fenomena tersebut. Mereka mengklarifikasi bahwa perubahan kondisi perairan teluk Bima bukan karena pencemaran minyak akibat aktivitas Pertamina.
“Hingga saat ini, kami memastikan operasional di Fuel Terminal Bima berjalan lancar, tidak ada kegagalan operasi ataupun kebocoran pipa,” ungkap Deden Mochammad Idhani, Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus.
Abdul Haris Dinata, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima turut berpendapat bahwa penyebab utama perubahan kondisi air laut tersebut karena naiknya sedimentasi.
5. Operasional Pertamina aman
Berita Terkait
-
Kilang Pertamina Terbesar di Asia Tenggara Ada di Cilacap, Segini Kapasitasnya
-
Tri Suaka Temui Andika Kangen Band di Lampung, Netizen Malah Cari Zinidin Zidan
-
Implementasikan ESG Terintegrasi, Pertamina Raih 3 Penghargaan Emisi Transparansi Korporasi 2022
-
5 Fakta Menarik Usai Manchester United vs Chelsea Imbang 1-1
-
CEK FAKTA: Anies Baswedan Ramai Dituding Bagikan Kaos Kampanye Saat Lepas Pemudik Gratis dari Jakarta, Benarkah?
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?