Suara.com - Biro Investigasi Federal (FBI) menyebut pihak berwenang Fiji menggeledah kapal pesiar yang mereka sita atas nama Amerika Serikat dan menemukan dokumen yang melibatkan pemiliknya, oligarki Rusia, Suleiman Kerimov.
Pihak kepolisian Fiji dan agen Biro Investigasi Federal (FBI) menyita kapal pesiar "Amadea" di sebuah dermaga pada Kamis (05/05), dua hari setelah pengadilan Fiji mengeluarkan surat perintah dari Amerika Serikat atas dugaan pencucian uang.
Pengadilan Tinggi Fiji pada Jumat (06/05) akan memutuskan apakah superyacht senilai $300 juta (Rp4,3 triliun) itu bisa dipindahkan dari Fiji setelah pengacara pembela mengajukan banding atas penyitaan tersebut.
FBI mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilampirkan pada surat perintah penyitaan AS bahwa pihak berwenang Fiji telah menemukan dokumen di Amadea yang menunjukkan pelanggaran hukum AS di mana Kerimov dikenai sanksi pada 2018.
"Ada alasan untuk percaya Kerimov dan mereka yang bertindak atas namanya dan untuk keuntungannya menyebabkan transaksi dolar AS untuk pengoperasian dan pemeliharaan Amadea dikirim melalui lembaga keuangan AS, setelah beberapa waktu Kerimov ditunjuk oleh Departemen Keuangan,” kata FBI.
Kapal tersebut menelan biaya operasional sebesar $25 juta hingga $30 juta (Rp362 hingga 435 miliar), katanya.
Pengacara untuk pemilik terdaftar superyacht, perusahaan Kepulauan Cayman Milemarin Investments, telah membantah bahwa pemiliknya Kerimov.
Pengacara kapal, Feizal Haniff, menolak berkomentar kepada Reuters, Jumat (06/05). AS menuduh Kerimov telah secara menguntungkan memiliki Amadea sejak Agustus 2021, tetapi bukti untuk klaim ini telah disunting dalam surat perintah.
FBI menyebut kapal pesiar Amadea mencoba menghindari kepolisian setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina. "Amadea mematikan sistem informasi otomatis (AIS) pada 24 Februari 2022, segera setelah dimulai invasi Rusia ke Ukraina,” kata FBI.
Baca Juga: Rusia Serang Azovstal, Evakuasi Warga di Mariupol Tetap Berlanjut
AS targetkan oligarki Rusia jalani proses hukum
Dokumen kapal menunjukkan tujuan berikutnya adalah Filipina, tetapi FBI yakin kapal itu menuju ke pelabuhan Vladivostok di Pasifik Rusia.
Banyak oligarki Rusia telah berusaha untuk memindahkan yacht mereka ke Rusia untuk menghindari sanksi AS sejak Maret 2022, kata FBI.
Gugus Tugas KleptoCapture dari Departemen Kehakiman AS fokus pada penyitaan kapal pesiar dan aset mewah lainnya untuk menempatkan keuangan oligarki Rusia di bawah tekanan sebagai upapa menekan Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang di Ukraina.
Direktur FBI Christopher Wray mengomentari penyitaan Amadea di Fiji, "FBI bersama dengan mitra internasional kami, akan terus mencari orang-orang yang berkontribusi pada kemajuan kegiatan Rusia dan memastikan mereka dibawa ke pengadilan, di mana pun atau bagaimana pun mereka berusaha bersembunyi,” tandasnya. rw/ha (Reuters)
Berita Terkait
-
Duh Xiaomi Stop Investasi di Negara Ini!
-
Curhat Rumah yang Dijarah Hasil Kerja Puluhan Tahun, Eko Patrio: Kaki jadi Kepala, Kepala jadi Kaki
-
Eko Patrio Kini Tinggal di Kontrakan Usai Penjarahan, Padahal Rumahnya Banyak
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Apa Kesalahan Berulang Fandy Christian sampai Bikin Dahlia Poland Mantap Cerai?
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter
-
Pengamat Sebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Punya Tantangan untuk Reformasi Polri
-
Duit 'Panas' Korupsi Haji, A'wan PBNU Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka: Jangan Bikin Resah NU!