Suara.com - Banyak yang penasaran, apa hukum menikahi sepupu? Menanggapi hal ini, Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh menuturkan, bahwa menikahi sepupu secara agama diperbolehkan. Pasalnya, saudara perempuan yang merupakan anak paman atau bibi, baik dari bapak atau ibu, tidak termasuk yang diharamkan untuk dinikahi. Namun, adakah risiko menikah dengan sepupu?
Sebelum mengetahui risiko menikah dengan sepupu, hukum menikahi sepupu dalam Islam diperbolehkan karena saudara sepupu bukan mahram karena Allah SWT menghalalkan kita untuk menikahi saudara sepupu, baik sepupu dekat maupun jauh. Sebagaimana yang Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 50, yang artinya:
"Wahai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu".
Meskipun hukum menikahi sepupu diperbolehkan dalam Islam, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah dengan saudara sepupu. Salah satunya adalah masalah kesehatan. Apa saja risiko menikah dengan sepupu?
Risiko Menikah dengan Sepupu
Menikah dengan sepupu perlu dipertimbangkan kembali, karena ada risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama pada anak yang dilahirkan nanti. Risiko menikah dengan sepupu dalam hal kesehatan dapat terjadi karena adanya struktur genetik yang sama. Berikut ini adalah beberapa risiko kesehatan yang dapat mengintai anak dari pasangan yang menikah dengan sepupu:
1. Mengalami cacat lahir
Meskipun dalam keluarga tidak ada kelainan genetik, namun menikah dengan sepupu sendiri dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa risiko bayi mengalami cacat bawaan lebih tinggi 2–3 persen terjadi pada pasangan yang menikah dengan sepupu, dibandingkan dengan pasangan tanpa adanya ikatan keluarga.
2. Terjadinya gangguan sistem kekebalan tubuh
Baca Juga: Hadist Tentang Pacaran, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?
Penelitian juga menunjukkan bahwa pasangan yang menikah dengan sepupu lebih berisiko melahirkan anak dengan kelainan genetik primary immunodeficiency (PID). Kelainan genetik ini akan menyebabkan kecacatan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga anak lebih rentan terkena infeksi dan penyakit autoimun.
3. Lahir mati
Selain risiko bayi lahir cacat, penelitian juga menunjukkan adanya risiko bayi lahir mati pada pasangan yang menikah dengan sepupu. Risiko ini bahkan bisa semakin tinggi jika seseorang menikah dengan sepupu pertama, yaitu anak dari kakak pertama ayah maupun ibu.
4. Gangguan mental
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan mental anak dari pernikahan dengan sepupu juga rentan mengalami gangguan. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dari pernikahan dengan sepupu lebih berisiko mengalami depresi dan mudah cemas, bahkan gangguan psikosis.
Itulah informasi seputar risiko menikah dengan sepupu dan bagaimana hukumnya dalam Islam yang perlu diketahui. Keputusan untuk menikah dengan sepupu atau tidak memang ada di tangan Anda sendiri. Namun, dengan mengetahui adanya risiko tersebut, Anda dan pasangan tentu harus lebih mewaspadai risiko kesehatan apa saja yang mengintai anak Anda nantinya.
Tag
Berita Terkait
-
Hadist Tentang Pacaran, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?
-
Hukum Membunuh Semut dalam Islam, Simak Penjelasan Buya Yahya
-
Bolehkah Baca Al Quran Tanpa Wudhu? Begini Penjelasannya
-
Bolehkah Puasa Syawal Meski Belum Bayar Utang Puasa Ramadhan? Ini Hukumnya
-
Adab Meletakkan Al Quran yang Wajib Diketahui, Jangan Asal Taruh Sembarangan!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal