Suara.com - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyoroti sejumlah hasil survei kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini. Meski dirilis dalam waktu hampir bersamaan, hasil survei Indikator Politik dan Indobarometer menunjukkan hasil yang berbeda 180 derajat.
Pada 15 Mei 2021, Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mencatat tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mengalami penurunan ke angka 58,1%. Angka itu menurun dari catatan 72% yang diraih Jokowi pada Desember 2021. Faktor utama penurunan tersebut adalah karena kenaikan harga kebutuhan pokok.
Di sisi lain, Indobarometer menyatakan tingkat kepuasan publik atas kinerja Jokowi mencapai 78,3%. Dari angka tersebut, 7,9% di antaranya mengaku sangat puas atas kepemimpinan atau kebijakan Jokowi. Membaiknya tingkat kepuasan itu diklaim tak lepas dari teratasinya persoalan minyak goreng.
“Kelihatannya ada surveyor yang berupaya nyari remah-remah. Faktanya harga minyak goreng enggak turun, terus mereka survei dari mana? Tanya pada emak-emak,” ujar Rocky dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (17/5/2022).
Rocky menyayangkan media massa yang menelan mentah-mentah hasil survei yang dinilainya tak punya basis data kuat. Menurut dia, media mestinya membuat perbandingan kemudian menganalisisnya alih-alih hanya mencomot rilis yang disediakan lembaga survei.
“Yang terjadi, media mengalami jurnalisme fatigue, kelelahan jurnalistik. Mereka membiarkan terjadi kontroversi (akibat berita), padahal itu bukan tugas media,” ujarnya.
Rocky mengatakan pers berkewajiban mencari informasi yang benar agar memberi panduan masyarakat. Dia mengakui hal itu butuh energi dan keberanian.
“Pers harus timbang mana yang benar. Dia bikin perbandingan terus dianalisis, mana yang bohong nanti kelihatan,” ujar filsuf jebolan Universitas Indonesia itu.
Rocky mengingatkan insan pers bahwa jurnalisme sudah didesain sedemikian rupa untuk membela hak rakyat. Menurut dia, pers sudah sewajarnya mengedepankan kepentingan rakyat alih-alih hanya berupaya cover both side. Rocky mencermati fenomena jurnalisme di Indonesia belakangan ini tak lepas dari pola pemerintahan Joko Widodo. Media, imbuhnya, menjadi malas melakukan investigasi karena pemberitaan mereka belum tentu didengar penguasa untuk bahan koreksi.
Baca Juga: Jokowi Izinkan Buka Masker di Ruang Terbuka Saat 3.898 Orang Masih Positif Covid-19
“Ini cermin kegagalan Jokowi menghadirkan dialektika di dalam opini publik,” kata Rocky Gerung.
Kontributor : Alan Aliarcham
Berita Terkait
-
Ingat Lagi Momen Jokowi Dikomplain Tak Bisa Jaga Raisa sebagai Aset Negara
-
Eks Ketua KIP Jakarta Ungkap Borok Lama Ijazah Jokowi: Timses PDIP Ternyata Ragu Sejak Awal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Geger Ijazah Jokowi: ANRI Tak Simpan Salinan Primer, Gugatan di KIP Ungkap Fakta Baru Mengejutkan
-
Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei: Yang Harus Dievaluasi Bukan Presiden, Tapi Metodologinya!
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 23 Oktober 2025: Waspada Transisi Musim dan Hujan Lebat
-
Presiden Ramaphosa Apresiasi Dukungan Indonesia untuk Afrika Selatan: Sekutu Setia!
-
Hasto Ungkap Hadiah Spesial Megawati Saat Prabowo Ulang Tahun
-
Suami Bakar Istri di Jakarta Timur, Dipicu Cemburu Lihat Pasangan Dibonceng Lelaki Lain
-
Amnesty International Indonesia Tolak Nama Soeharto dalam Daftar Penerima Gelar Pahlawan Nasional
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!