Suara.com - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) bercerita soal kenangannya saat bersama dengan mantan Menteri Perindustrian Indonesia era Presiden SBY, Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo yang hari ini meninggal dunia. Zulhas mengaku sempat bersama Fahmi Idris saat tertahan masuk ke Korea Selatan.
Dikutip dari Antara, Zulhas awalnya mengaku kehilangan sosok Fahmi Idris. Bahkan, dia menganggap jika politisi senior dari Partai Golkar tersebut semasa hidupnya merupakan sosok pejuang.
"Bang Fahmi itu pejuang sekali. Dia (Fahmi) itu kalau iya, iya. Tidak ya tidak, benar ya bener, salah ya salah, tidak ada takut-takut," kata Zulkifli di rumah duka Fahmi Idris di Jakarta Selatan, Minggu (22/5/2022).
Mantan Ketua MPR RI itu mengatakan punya banyak kenangan bersama almarhum Fahmi Idris semasa hidupnya.
Bahkan, kata Zulkifli, dirinya masih menjaga komunikasi dengan almarhum detik-detik sebelum meninggal dunia.
"Bang Fahmi sih luar biasa belanya kepada kita sejak muda dulu," kata Zulkifli.
Tokoh politik asal Lampung itu lalu mengingat kenangan saat dirinya masih menjabat anggota DPR RI di Komisi VI untuk pertama kalinya.
Saat itu ada kunjungan ke Korea Selatan, namun Zulkifli tertahan tidak bisa masuk karena proses masuk rumit saat itu.
"Pada waktu masuk zaman itu sulit, sehingga diperiksa 2 jam," kenang Zulkifli.
Baca Juga: Ngaku Kader Didikan Fahmi Idris, Bamsoet: Di Rumah Ini Saya Digembleng oleh Beliau
Selama pemeriksaan itu, kata Zulkifli, dirinya ditemani oleh Fahmi Idris yang pada masa itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
"Itu kenangan paling berkesan, 2 jam nungguin saya cuma berdua saja. Diperiksa akhirnya lolos juga masuk ke Korea," kata Zulkifli.
Zulkifli mengaku kehilangan tokoh satu perjuangan dalam wadah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kamar Dagang.
"Bang Fahmi kalau sudah bela orang itu luar biasa," kata Zulkifli.
Sejumlah tokoh politik dan birokrat hadir ikut mensholatkan almarhum Fahmi Idris. Para tokoh yang hadir di antaranya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Bambang Soesatyo, Zulkifli Hasan, Boy Rafli Amar, Rahmat Gobel, dan masih banyak tokoh.
Berita Terkait
-
Ngaku Kader Didikan Fahmi Idris, Bamsoet: Di Rumah Ini Saya Digembleng oleh Beliau
-
Meninggal Dunia, Bamsoet, Zulhas hingga Akbar Tanjung Melayat ke Rumah Duka Fahmi Idris
-
Meninggal Dunia, Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris Dimakamkan Satu Liang Lahat dengan Istri Pertama
-
Rekam Jejak Fahmi Idris di Politik Indonesia, Dari Aktivis Kampus Melenggang ke Lingkaran Kekuasaan
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung
-
Wamendiktisaintek Soroti Peran Investasi Manusia dan Inovasi untuk Kejar Indonesia Emas 2045
-
Rumus Baru UMP 2026, Mampukah Penuhi Kebutuhan Hidup Layak?
-
Bobol BPJS Rp21,7 Miliar Pakai Klaim Fiktif, Kejati DKI Tangkap Tersangka berinisial RAS
-
Mengapa Penanganan Banjir Sumatra Lambat? Menelisik Efek Pemotongan Anggaran