Suara.com - Ekonom senior, Rizal Ramli, belum lama ini menyampaikan pendapat bahwa Indonesia bakal lebih maju tanpa Joko Widodo (Jokowi). Rizal juga menyebut Indonesia akan lebih damai apabila Jokowi mundur dari jabatan presiden.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun, menjadi salah satu figur yang menyoroti pernyataan Rizal Ramli tersebut. Dilansir dari video yang diunggah di kanal YouTube-nya, Sabtu (21/5/2022), Refly menilai pernyataan Rizal Ramli bisa menimbulkan pro dan kontra.
Refly mendorong masyarakat dapat berpikir obyektif melihat kinerja Jokowi selama ini. Meski demikian dia mengaku sependapat dengan sejumlah masalah yang diketengahkan Rizal Ramli di masa kepemimpinan Jokowi. Salah satunya yakni kurangnya keberpihakan pada kaum marginal. “Itu salah satu masalah Presiden Jokowi yang perlu digarisbawahi. Saat ini budget terbatas yang berpihak ke kalangan menengah ke bawah, termasuk UMKM,” ujar Refly.
Selain itu, Refly sependapat dengan penilaian Rizal Ramli soal KKN yang masih tumbuh subur, bahkan meningkat di era Jokowi. Hal itu dinilainya tak lepas dari pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terjadi di masa pemerintahan Jokowi. “Pemberantasan KKN saat ini cenderung politis,” kata dia.
Refly juga menyoroti pernyataan Rizal Ramli soal posisi Indonesia di kancah diplomasi internasional. Menurut Refly, Indonesia cenderung kurang dipandang negara lain di bawah kepemimpinan Jokowi. Padahal dia menyebut Indonesia merupakan negara yang besar secara geopolitik. “Terlepas dari kelebihan Pak Jokowi, mohon maaf, untuk geopolitik Indonesia kini dipandang sebelah mata. Mungkin karena performa Presiden Jokowi yang tidak international life,” tuturnya.
Sebagai informasi, belum lama ini Rizal Ramli memberi pernyataann keras bahwa Indonesia akan lebih baik dan lebih damai jika tanpa Presiden Jokowi. “Banyak yang bertanya, apakah jika Jokowi berhenti, mundur atau diundurkan, Indonesia akan lebih baik? Bukannya akan makin hancur, makin susah? Justru sebaliknya, Indonesia akan lebih baik, lebih damai, ekonomi rakyat akan lebih baik, damai dan makmur pasca-Jokowi,” kata mantan Menko Bidang Kemaritiman ini.
Rizal menyebut Indonesia setelah Jokowi diperkirakan akan menegakkan supremasi hukum, penurunan harga kebutuhan pokok hingga keberpihakan lebih pada rakyat kecil. Rizal Ramli bahkan mengklaim jika Jokowi mundur nantinya tidak ada lagi namanya “Islamofobia berbayar”. “Ekonomi rakyat pasti akan lebih baik pasca-Jokowi, yakni kredit UKM ditingkatkan dari 18% kredit nasional jadi 30%, sehingga lapangan kerja akan naik. Lalu, cicilan utang akan dikurangi dari Rp 770 trilliun menjadi setengahnya. Penghematan cicilan untuk internet gratis dan lainnya,” jelas dia.
Selain itu, Rizal Ramli melihat wibawa dan pengaruh internasional Indonesia akan meningkat apabila Jokowi tak lagi memimpin. Menurut dia, Indonesia pasca-Jokowi akan sangat berpengaruh dan dihormati di ASEAN 10. “Diperhitungkan di Asia dan jadi salah satu pemimpin penting Gerakan Non-Blok dengan memperjuangkan aspirasi tatanan dunia baru yang lebih adil dan manusiawi.” Meski demikian Rizal Ramli tak menyebut siapakah pemimpin yang mampu mewujudkan hal tersebut pascakepemimpinan Jokowi.
Kontributor : Alan Aliarcham
Baca Juga: Hotel Jemaah Haji Indonesia di Madinah Dekat Masjid Nabawi, Menag Yaqut Puas dengan Fasilitasnya
Berita Terkait
-
Atlet Indonesia untuk SEA Games 2025 Dikukuhkan, Ini Pesan Erick Thohir
-
Percaya Diri Tinggi, Christopher Rungkat Ingin Perpanjang Hattrick Emas SEA Games
-
Zainudin Amali: Jordi Cruyff Masih di PSSI
-
John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
-
Marcos Reina: Liga Indonesia Sangat Menantang Bagi Saya
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Satgas PKH Mulai Bergerak, Usut Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
Menata Ulang Jaminan Sosial untuk Mendorong Produktivitas Nasional
-
Rekaman CCTV hingga Buku Nikah Dikirim ke Labfor, Laporan Perzinahan Inara Rusli Masuk Babak Krusial
-
KPK Periksa Enam Saksi Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3 di Kemnaker
-
Rano Karno Minta Warga Jakarta Berbenah: Stop Buang Sampah ke Sungai!
-
Sempat Terdampak Banjir Rob, Kawasan Ancol dan Penjaringan Berangsur Normal
-
Perkuat Komunikasi Publik, Najib Hamas Minta ASN Pemkab Serang Aktif Bermedsos
-
Sawit Bikin Sewot: Kenapa Dibilang Bukan Pohon, Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra?
-
Ammar Zoni Minta Jadi Justice Collaborator, LPSK Ajukan Syarat Berat
-
DPR Desak Pemerintah Cabut Izin Pengusaha Hutan yang Tutup Mata pada Bencana Sumatra