Suara.com - Penantian keluarga untuk dapat mengungkap tewasnya Sertu Marctyan Bayu Pratama yang diduga dianiaya seniornya saat bertugas di Timika, Papua belum menemukan titik terang. Bahkan kekinian, pihak keluarga masih menanti keadilan.
Melihat adanya kasus tersebut, Komisi untuk Orang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai lambatnya proses hukum karena sikap internal TNI yang masih tertutup, guna menjaga citranya.
"Ketertutupan informasi menjadi hal paling sering terjadi di kasus kekerasan oleh anggota TNI. Ini salah duanya, karena peradilan militer yang belum direformasi dan upaya untuk menjaga citra," kata Wakil Koordinator KontraS, Rivanlee Anandar saat dihubungi Suara.com, Sabtu (4/6/2022).
Padahal, menurutnya di tingkat Kodam, kasus ini bisa terungkap dengan cepat.
"Jajaran dari tingkat Kodam pun bisa menjajaki kasus tersebut dan melaporkannya ke tingkat pidana," ujar Rivanlee.
Kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkara, KontraS mendesak agar kasus tersebut diselesaikan secara pidana.
"Panglima harus dorong ke ranah pidana. Di sisi lain harus evaluasi Pangdam dan jajaran tempat korban bekerja supaya perbaikannya menyeluruh," kata Rivanlee.
Selain itu, ia meminta agar nantinya peradilannya harus dilaksanakan secara terbuka.
"Mengingat selama ini proses yang terjadi cenderung tertutup, dibuktikan dengan keluhan ibu korban," ujar Rivanlee.
Baca Juga: Panglima TNI Bakal Investigasi Dugaan Penganiayaan Prajurit hingga Tewas oleh Seniornya di Timika
Kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama
Ibu dari Sertu Marctyan Bayu Pratama, Sri Rejeki mengungkap kejanggalan kematian putranya. Dia menduga kematian anaknya karena dianiaya oleh dua orang seniornya, ketika bertugas di Timika Papua.
"Putra saya meninggal dunia enam bulan yang lalu saat bertugas di Timika. Saya minta autopsi ulang, tapi petugas justru hanya memberikan janji," ungkap Sri Rejeki kepada wartawan, Kamis (2/6/2022) lalu.
Dia memaparkan, dua hari sebelum peristiwa tragis menimpa putranya, yang bersangkutan sempat menghubungi melalui video call. Dalam perbincangan itu, korban nampak sehat tidak kurang satupun. Namun setelah itu, justru dikabarkan meninggal dunia.
Dia memaparkan, dua hari sebelum peristiwa tragis menimpa putranya, yang bersangkutan sempat menghubungi melalui video call. Dalam perbincangan itu, korban nampak sehat tidak kurang satupun. Namun, setelah itu justru dikabarkan meninggal dunia.
Saat prosesi pemakaman, dirinya sempat melihat jasad putranya tersebut. Namun, sempat dihalangi. Setelah berhasil mendapat izin, dirinya kaget melihat jenazah putranya yang penuh luka lebam. Melihat itu, dirinya curiga. Ditambah, hasil outopsi belum diterima hingga saat ini. Dia menduga, kematian putranya tidak wajar.
Berita Terkait
-
Panglima TNI Bakal Investigasi Dugaan Penganiayaan Prajurit hingga Tewas oleh Seniornya di Timika
-
Panglima TNI Beri Atensi Dugaan Kasus Kekerasan Prajurit di Papua, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Korban
-
Dear Panglima TNI, Ibu Asal Solo Minta Keadilan Anaknya Tewas, Diduga Dianiaya Senior Saat Tugas di Papua
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Bawa Kasus ke Jakarta, Pengacara Ungkap Sederet Kejanggalan Kasus Penembakan 5 Petani di Pino Raya
-
Hujan Deras Lumpuhkan Tiga Koridor Transjakarta, Rute Dialihkan karena Pohon Tumbang
-
Eksekusi Brutal Dua Matel di Kalibata: Bagaimana Semua Jejak Lenyap?
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
-
3 Santriwati Hanyut Sungai Lusi Ditemukan Meninggal, Total Korban Jiwa Menjadi Lima
-
Pilkada Kembali ke DPRD: Solusi Hemat Anggaran atau Kemunduran Demokrasi?
-
Muncul Perkap Anggota Polri Bisa Jabat di 17 Kementerian/Lembaga, Ini Respons Komisi III DPR
-
Polisi Ungkap Pemicu Kebakaran Maut Terra Drone: Akibat Baterai 30.000 mAh Jatuh
-
18 Hari Mengungsi, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Kembali ke Kampung Halaman
-
Perpol Baru Izinkan Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Kok Berbeda dengan Putusan MK?